Advertisement
Di Kenya, Seorang Dokter Penentang Vaksin Corona Meninggal Akibat Covid-19
Ilustrasi dokter. - Saint Anthony Hospital
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Virus Covid-19 melanda seluruh dunia. Seorang dokter kenamaan di Kenya yang menentang vaksin virus corona dan dikenal sebagai pendukung teori konspirasi meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.
Stephen Karanja, demikian nama dokter tersebut, meninggal dunia hari Kamis (29/04/2021) saat dirawat di satu rumah sakit swasta di ibu kota Kenya, Nairobi.
Advertisement
Melansir BBC News pada Minggu (2/5/2021), Karanja semasa hidupnya menjabat sebagai ketua asosiasi dokter Katolik Kenya. Di organisasi ini, dia digambarkan sebagai dokter pejuang sejati. Dia tidak setuju dengan suntikan vaksin untuk menekan pandemi Covid-19 dengan mengatakan vaksinasi sama sekali tak diperlukan.
Baca juga: 13 Bulan Tutup karena Pandemi Covid-19, Disneyland California Akhirnya Dibuka
Media di Kenya memberitakan Karanja yang merupakan dokter spesialis kandungan menuduh pemerintah tidak mengeluarkan informasi yang akurat terkait infeksi Covid-19, Dia mengklaim Covid-19 bisa diatasi dengan obat biasa dan murah yang tersedia di pasar,
Selain itu, Karanja juga mengatakan bahwa Covid-19 bisa dilawan dengan menghirup uap air. Dia juga menyebut pemerintah bisa mencegah orang-orang jatuh sakit, bisa menekan anggaran, dan bahkan mencegah kematian seandainya memanfaatkan obat-obat preventif ketika melawan Covid-19.
Namun klaim ini dengan cepat dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Konferensi Uskup Katolik Kenya (KCCB). Mereka menyebut klaim Karanaja keliru dan menyebabkan ketidakpastian.
Baca juga: Kumpulan Kutipan dan Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara di Hardiknas
Dalam video yang beredar di media sosial pada akhir Maret, Karanja mengkritik penerapan lockdown atau karantina wilayah di lima wilayah di Kenya. Dia mengatakan karantina wilayah tidak efektif dari sisi medis.
"Ketika Anda mengkarantina orang, Anda sebenarnya tidak sedang mengatasi penyakit. Ini tak berguna, berbahaya, dan harus dicabut sesegera mungkin," kata Karanja seperti dikutip media Kenya.
Dr Karanja juga dikenal sebagai pendukung teori konspirasi bahwa pandemi Covid-19 "sengaja disebar sebagai alat untuk mengurangi jumlah penduduk".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Operasi Rokok Ilegal Sleman, 10 Penjual Didenda Rp48,7 Juta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Finalisasi Raperbup Perlindungan Koperasi
- Empat Bom Meledak di Masjid SMAN 72 Jakarta, Tiga Aktif
- Vape Masih Mengandung Zat Toksik Meski Lebih Rendah dari Rokok
- Target Retribusi Sleman Naik, Dispar Cari Cara Dongkrak Kunjungan
- Cedera, Lamine Yamal Dicoret dari Skuad Timnas Spanyol
- Penjualan Lemah, Apple Urung Luncurkan iPhone Air 2026
- Bahrain Mundur, Timnas U-22 Indonesia Uji Coba Lawan Mali
Advertisement
Advertisement




