Advertisement
Militer Myanmar Tembak Mati Bocah Tujuh Tahun di Pangkuan Sang Ayah
Seorang biksu Buddha memegang tanda berdiri di samping kendaraan lapis baja saat protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Minggu (14/2/2021)./Antara - Reuters/Stringer
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Seorang bocah berusia tujuh tahun ditembak mati oleh pasukan keamanan Myanmar sebagai korban termuda yang diketahui menyusul kudeta militer bulan lalu, kata penduduk setempat.
Anggota keluarga mengatakan bocah perempuan itu dibunuh di rumahnya di kota Mandalay seperti dikutip BBC.com, Rabu (23/3/2021).
Advertisement
Myanmar telah dicengkeram oleh aksi protes sejak militer merebut kendali kekuasaan dari pemerintah sipil pada 1 Februari.
Kelompok hak asasi Save the Children mengatakan lebih dari 20 anak termasuk di antara puluhan orang yang telah terbunuh.
BACA JUGA : Dituding Pasok Beras untuk Militer Myanmar, Ini Respons Thailand
Secara total, militer mengatakan 164 orang telah tewas dalam protes, sementara kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP) menyebutkan korban tewas sedikitnya 261 orang.
Pihak militer sebelumnya menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, tetapi menyalahkan mereka karena membawa anarki ke negara itu.
Seorang juru bicara militer mengatakan demonstran anti kudeta bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan pembakaran.
Staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa anak berusia tujuh tahun itu meninggal karena luka tembak di kotapraja Chan Mya Thazi.
Outlet media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa tentara menembak ayahnya dan kemudian membunuh bocah itu saat dia duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka.
BACA JUGA : TikTok Hapus Video Bermuatan Propaganda Militer Myanmar
Anak itu diidentifikasi sebagai Khin Myo Chit. Pekerja bantuan mengatakan tim penyelamat bergegas untuk mendapatkan perawatan medisnya, tetapi tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
Anggota keluarga korban mengatakan, bahwa saudara laki-lakinya yang berusia 19 tahun juga ditangkap. Akan tetapi pihak, militer belum mengomentari laporan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Save the Children mengatakan pihaknya "ngeri" dengan kematian bocah itu, yang terjadi sehari setelah seorang bocah lelaki berusia 14 tahun dilaporkan ditembak mati di Mandalay.
"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat mereka dilaporkan dibunuh saat berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya.
Fakta bahwa begitu banyak anak dibunuh hampir setiap hari sekarang menunjukkan pengabaian total terhadap kehidupan manusia oleh pasukan keamanan," kata kelompok itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
PSS Sleman Ditahan Imbang Persipura di Stadion Maguwoharjo
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja, Sabtu 1 November 2025
- Target PU: 2 Proyek Tol Baru Rampung 2026
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, 1 November 2025
- Hujan Deras, Sejumlah Ruas Jalan di Jakut Kebanjiran
- Jadwal KA Prameks Terbaru Hari Ini, Sabtu 1 November 2025
- Bulega Jajal Ducati MotoGP, Gantikan Marc Marquez?
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Sabtu 1 November 2025
Advertisement
Advertisement



