Advertisement
Militer Myanmar Kian Beringas, 18 Pendemo Tewas dalam Sehari

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sedikitnya 18 pengunjuk rasa anti-kudeta tewas kemarin dalam salah satu hari paling mematikan sejak Myanmar kembali di bawah kekuasaan militer.
Di kota besar Hlaing Tharyar Yangon, polisi dan tentara berhadapan dengan pengunjuk rasa yang memegang tongkat dan pisau saat mereka bersembunyi di balik barikade darurat. Mereka melarikan diri setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Advertisement
Pengunjuk rasa, yang menggunakan tong sampah yang dipotong sebagai tameng, berhasil mengambil rekan mereka yang terluka, tetapi seorang dokter mengatakan tidak semua korban bisa dibantu.
BACA JUGA : Lagi, Enam Orang Demonstran Ditembak Mati oleh Aparat Myanmar
“Saya dapat memastikan 15 orang telah meninggal," kata dokter, seraya menambahkan bahwa dia telah merawat sekitar 50 orang Yang menderita luka-luka dan memperkirakan jumlah angka kematian terus meningkat.
"Saya tidak bisa banyak bicara, orang yang terluka terus berdatangan," katanya sebelum menutup telepon seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (15/3/2021).
Sedangkan, kelompok pemantau dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, yang memverifikasi penangkapan dan kematian sejak kudeta, mengonfirmasi jumlah kematian yang lebih tinggi. Asosiasi itu melaporkan sedikitnya 126 orang tewas sejak aksi demo dimulai 1 Februari lalu.
BACA JUGA : Dewan HAM PBB Sebut Myanmar Sedang Dikendalikan Rezim Pembunuh
Televisi negara Myanmar MRTV melaporkan tadi malam bahwa darurat militer telah diberlakukan di distrik Hlaing Tharyar.
Sepanjang hari suara tembakan terdengar terus menerus oleh penduduk yang bersembunyi di rumah mereka saat asap membubung di jalan, sementara truk militer terlihat melaju melalui jalan-jalan Hlaing Tharyar.
Media yang dikelola pemerintah tidak memerinci kekerasan tersebut, tetapi menyatakan lima pabrik di kota penghasil garmen telah dihancurkan.
Di antara bangunan yang terbakar adalah pabrik milik China, kata kedutaan China di Myanmar. Mereka mengutuk tindakan "perusakan perusak" dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook resmi mereka.
"Kedutaan Besar China mendesak polisi setempat untuk menjamin keamanan bisnis dan personel China dengan manajemen yang efektif," katanya.
BACA JUGA : PKS: Indonesia Harus Proaktif Terhadap Penanganan Krisis Politik Myanmar
Berita malam juga mengonfirmasi kematian lain di kotapraja Tamwe. Disebutkan, bahwa ratusan pengunjuk rasa berusaha untuk membakar sebuah kantor polisi, yang menyebabkan pihak berwenang melepaskan tembakan untuk membubarkan mereka.
Adegan serupa dari kekacauan terjadi sepanjang hari di bagian lain Myanmar dengan satu orang ditembak mati di Kota Hpakant utara dan seorang wanita lainnya terbunuh karena tertembak di kepala di Mandalay.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
Advertisement

Surati Sri Sultan, Orang Tua Siswa SMP di Jogja Minta Dugaan Kebocoran Soal ASPD Diusut Tuntas
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- 1,7 Juta Pengemudi Ojol Belum Punya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- BEI Sebut Ada 30 Perusahaan Bakal Ipo Tahun Ini
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
Advertisement