Advertisement
Kubah Lava Gunung Merapi Menyusut, Potensi Awan Panas Menurun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Aktivitas guguran Gunung Merapi dalam sepekan terakhir tercatat intensif. Aktivitas paling tinggi terjadi pada Rabu (27/1/2021) lalu, sebanyak 52 kali awan panas dan empat kali guguran.
Besarnya intensitas guguran ini menyusutkan kubah lava yang telah terbentuk pada awal Januari lalu atau yang disebut kubah lava 2021.
Advertisement
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan kubah lava pada 25 Januari tercatat memiliki volume 158.000 meter kubik. Saat ini, kubah lava telah menyusut menjadi 62.000 meter kubik.
“Penurunan kubah lava karena sebagian sudah terlontaar saat terjadi awan panas. Untuk ke depan dengan mengecilnya volume berarti potensi bahaya apakah berkurang? Secara umum iya, tapi kalau ada suplai dari dalam, yang tidak kita tahu. Tapi potensi itu jadi lebih kecil sehingga terjadinya awan panas bisa menurun,” katanya, Jumat (29/1/2021).
BACA JUGA: Update Covid-19 di DIY: Dalam 24 Jam Bertambah 414 Kasus
Adapun pertumbuhan kubah lava rata-rata per hari pada 23 Januari tercatat sebesar 22.000 meter kubik per hari dengan rata-rata sebesar 8.000 meter kubik per hari. Laju ekstrusi magma diperkirakan 24.000 meter kubik per hari. Laju ekstrusi ini lah yang mempengaruhi tingkat aktivitas guguran.
Jika dilihat dari volume dan pertumbuhan kubah lava, intensitas erupsi kali ini masih terhitung kecil. Sebagai contoh pada erupsi 2010, volume kubah lava mencapai 5 juta meter kubik dengan pertumbuhan 2,1 juta meter kubik per hari. Pada erupsi 2006 kubah lava terbesar mencapai 4,3 juta meter kubik dengan pertumbuhan hingga 170 meter kubik.
Dalam sepekan terakhir, BPPTKG mencatat terjadi setidaknya 230 kali lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,5 km arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong. Sedangkan awan panas guguran terjadi sebanyak 71 kali dengan jarak luncur maksimal 3,5 km ke arah Kali Boyong dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 70 mm dan durasi 240 detik.
Pada aktivitas kegempaan, tercatat 71 kali gempa awan panas guguran (AP), enam kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 105 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.148 kali gempa Guguran (RF), 122 kali gempa Hembusan (DG) dan satu kali gempa Tektonik (TT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement