Advertisement
Rekomendasi WHO: Jeda Waktu Pemberian Vaksin hingga 28 Hari

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian dua dosis vaksin Pfizer dan BioNTech dengan jeda waktu antara 21 hingga 28 hari. Keputusan itu diambil setelah banyak negara kesulitan untuk melakukan vaksinasi untuk menangkal virus Covid-19.
Saat ini banyak negara yang mengalami peningkatan tekanan layanan kesehatan karena melonjaknya kasus virus corona. Selain itu juga muncul varian baru yang lebih mudah menyebar.
Advertisement
Pada sisi lain, sebagian pemerintah juga memperkenalkan langkah-langkah penguncian baru untuk menghentikan penyebaran virus. Sedangkan pada saat yang sama banyak negara menghadapi permintaan besar-besaran akan vaksin yang dipandang sebagai jalan keluar terbaik dari krisis kesehatan global.
Baca juga: Peringatan 75 Tahun Jogja Kota Republik Menggugah Semangat Generasi Muda
Akan tetapi, dengan suntikan dalam pasokan terbatas saat produksi meningkat, WHO telah mengevaluasi bagaimana suntikan vaksin dapat digunakan secara efektif.
"Kami berdiskusi dan mengeluarkan rekomendasi berikut: dua dosis vaksin (Pfizer) ini dalam jeda waktu 21-28 hari," kata Alejandro Cravioto, ketua Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO (SAGE) dalam sebuah jumpa pers online seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (6/1/2021).
Panel ahli tersebut menyatakan semua negara harus memiliki kelonggaran untuk memberikan vaksin selama enam minggu. Dengan demikian lebih banyak orang dengan risiko penyakit yang lebih tinggi bisa mendapatkannya.
"SAGE membuat ketentuan bagi negara-negara yang menghadapi keadaan luar biasa pengadaan vaksin (Pfizer) untuk menunda pemberian dosis kedua selama beberapa minggu untuk memaksimalkan jumlah orang yang mendapat manfaat dari dosis pertama," kata Cravioto.
Baca juga: Pematokan Tol Jogja-Bawen Dimulai Pekan Ketiga Januari 2021
Dia menambahkan, "Saya pikir kita harus sedikit terbuka terhadap jenis keputusan yang harus dibuat oleh negara sesuai dengan situasi epidemiologi mereka sendiri."
Lebih dari 85 juta orang dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global dan sekitar 1,85 juta meninggal dunia hingga kini.
Sedangkan eksekutif SAGE, Joachim Hombach mengatakan bahwa memberi jarak antara dua inokulasi Pfizer dapat diterima bagi negara-negara yang tidak dapat menerapkan rekomendasi utama.
"IHSG, badan pemberi rekomendasi Inggris, telah memberikan lebih banyak fleksibilitas hingga 12 minggu dengan mempertimbangkan keadaan khusus yang sedang dihadapi negara tersebut," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : ChannelNewsAsia.com, Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 4 Pulau yang Disengketakan Resmi Milik Aceh, Bobby Nasution Minta Masyarakat Tidak Terhasut
- Perpusnas Merilis Sembilan Buku Bertema Kearifan Lokal untuk Warisan Masa Depan
- Fasilitas Cadangan Peringatan Dini Tsunami Sangat Penting, Ini Kata BNPB
- Pesawat Saudi Airlines yang Terima Ancaman Bom Mengangkut Jemaah Haji Indonesia
- Dua Pulau Tanpa Nama Dekat Resort Mewah Pulau Bawah Anambas Dijual Melalui Website
Advertisement

Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman dan Bantul Hari Ini, Rabu 18 Juni 2025
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Fadli Zon Sebut Istilah Massal dalam Peristiwa Pemerkosaan Mei 1998 Butuh Bukti Akurat
- WNI di Iran, Israel Tetap Aman di Tengah Eskalasi Konflik
- Hari Ini, Harga Emas Antam di Pegadaian Tembus Rp2.024.000 untuk Ukuran 1 Gram
- Dukung Program 3 Juta Rumah, Danantara Minta Himbara Kucurkan Rp130 Triliun
- Rupiah Hari Ini, Dibuka di Level Rp16.301 per Dolar AS
- 24 Orang Tewas, 370 Rudal Iran Hujani Israel Selama Operasi Rising Lion
- KPK Usut Komunikasi Pembelian Lahan untuk JTTS di Lampung
Advertisement
Advertisement