Advertisement
WHO Menentang Kewajiban Vaksin Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentang kebijakan mewajibkan vaksinasi Covid-19 setelah ada kandidat vaksin yang efektif.
Menurut WHO, membujuk orang menerima vaksin akan jauh lebih efektif daripada memaksa orang disuntik vaksin covid-19.
Advertisement
Meskipun WHO mengatakan tergantung pada masing-masing negara tentang bagaimana mereka ingin melakukan kampanye vaksinasi melawan pandemi virus corona, tetapi badan kesehatan PBB bersikeras bahwa mewajibkan mendapatkan imunisasi terhadap penyakit itu adalah jalan yang salah.
"Saya tidak berpikir bahwa mandat adalah yang harus ditempuh di sini, terutama untuk vaksin ini," Kate O'Brien, direktur departemen imunisasi WHO, mengatakan pada konferensi pers virtual dilansir dari CNA.
"Saya tidak berpikir kami membayangkan negara mana pun yang menciptakan mandat untuk vaksinasi."
O'Brien mengatakan mungkin ada profesi rumah sakit tertentu di mana vaksinasi mungkin diperlukan atau sangat direkomendasikan untuk keselamatan staf dan pasien. Tetapi para ahli WHO mengatakan seharusnya negara berupaya meyakinkan masyarakat umum agar menggunakan vaksin saat tersedia bukan mewajibkannya.
Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengaakan sebaiknya diberikan edukasi tentang data dan manfaat vaksin, dan membiarkan orang mengambil keputusan sendiri.
Menurut tinjauan WHO tentang kandidat vaksin yang berbeda, 51 telah memasuki uji coba pada manusia, 13 di antaranya telah mencapai pengujian massal tahap akhir.
163 kandidat vaksin lagi sedang dikembangkan di laboratorium dengan tujuan untuk pengujian pada manusia. Peluncuran vaksin Pfizer pertama di dunia akan dimulai di Inggris pada hari Selasa.
Ketika negara-negara mulai menyebarkan vaksin dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak mereka untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan.
"Ini bukan keputusan yang mudah," katanya sambil menetapkan pedoman WHO.
Tedros mengatakan petugas kesehatan yang berisiko tinggi terinfeksi adalah prioritas utama, ditambah orang dengan risiko tertinggi penyakit serius atau kematian karena usia mereka - sehingga mengurangi tekanan pada sistem kesehatan.
Dia mengatakan mereka nantinya harus diikuti oleh orang-orang dengan risiko penyakit parah yang lebih tinggi karena kondisi yang mendasari, dan kelompok yang terpinggirkan dengan risiko lebih tinggi.
Mekanisme ACT-Accelerator WHO, mengumpulkan risiko dan penghargaan di antara negara-negara kaya dan miskin, adalah upaya global untuk mempercepat pengembangan vaksin Covid-19, tes dan perawatan, serta membeli dan mendistribusikannya secara merata terlepas dari kekayaannya.
Namun, skema tersebut sangat membutuhkan US$ 4,3 miliar, dengan tambahan US$23,9 miliar diperlukan pada tahun 2021.
“Yang kita butuhkan saat ini secara global bukan masuk ke tanah kosong janji dalam hal mendukung ACT-Accelerator,” kata Ryan, mengimbau para donatur kaya untuk buntu.
Sarana untuk melakukan alokasi ini secara adil dan merata ada di sana. Tapi yang tidak ada adalah pembiayaan untuk mewujudkannya pada 2021. "Ada terlalu banyak celah antara retorika dan kenyataan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Ini Rangkuman Detik-Detik Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Pengusaha Solo, Rudy Indijarto, Halalbihalal Bareng Puluhan Anak Yatim Piatu
- Berkat Sop Duren, Musrenbang Kelurahan Sine Sragen Kini Lebih Tepat Sasaran
- Gita Pertiwi: Perlu Segera Ada Perwali Pembatasan Plastik Sekali Pakai di Solo
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
Advertisement
Advertisement