Advertisement
Waspada Sejak 2017, Gunung Lewotolok Akhirnya Erupsi
Gunung Ile Lewotolok (tengah) di Lembata berderet dengan Gunung Ile Boleng (depan) di Pulau Adonara, Flores Timur, NTT. Foto dari udara. - Antara/Bernadus Tokan
Advertisement
Harianjogja.com, KUPANG - Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur akhirnya menyebabkan hujan abu dan guguran kerikil setelah lama berstatus normal. Hujan abu tersebut memaksa warga secara mandiri melakukan evakuasi ke Lewoleba.
Erupsi tercatat pada ketinggian 4.000 meter di atas puncak dan aktivitas magmatik masih berlangsung tinggi.
Advertisement
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, hujan abu dan kerikil mulai mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok.
Hujan abu tersebut, terutama terjadi di sektor barat hingga selatan gunung api itu, kata Kasubbid Mitigasi Gunung api Wilayah Timur ESDM Devy Kamil Syahbana, Minggu (29/11/2020), kepada Antara.
Aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), terjadi sejak Jumat, (27/11/2020).
"Ya, erupsi saat ini ketinggiannya 4.000 meter di atas puncak, lebih tinggi dari sebelumnya. Aktivitas magmatik masih tinggi di Lewotolok. Hujan abu terjadi, utamanya di sektor barat hingga selatan gunung api," kata Devy.
Devy mengatakan untuk saat ini ancaman bahaya utamanya berupa jatuhan material vulkanik, mulai dari ukuran kerikil hingga abu.
Dia mengimbau masyarakat menggunakan masker dan sementara waktu keluar dari radius bahaya.
Saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sedang menyiapkan evaluasi terbaru yang kemungkinan akan dirilis beberapa waktu ke depan.
Gunung Ili Lewotolok atau Ile Ape adalah jenis gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung berketinggian 1.423 mdpl ini sejak 7 Oktober 2017 lalu dinaikkan statusnya menjadi waspada karena ada peningkatan kegempaan yang berasosiasi dengan pergerakan magma, yaitu gempa Tektonik Lokal (TL), Vulkanik Dalam (VA) dan Vulkanik Dangkal (VB).
Namun, setelah meningkat signifikan, erupsi tidak terjadi karena tekanannya belum cukup.
"Nah, seiring waktu tekanannya terus terakumulasi dan sekarang sudah cukup untuk erupsi," papar Devy menjelaskan.
Sejarah Letusan
Sejarah letusan Gunung Lewotolok tercatat sejak tahun 1660 kemudian tahun 1819, dan 1849. Selanjutnya pada tahun 1939 dan 1951 terjadi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Lewotolok.
Letusan Gunung Lewotolok yaitu berupa lontaran lava pijar, abu, awan panas dan embusan gas beracun. Gunung api ini sempat mengalami masa krisis gempa pada Januari 2012.
Saat itu PVMBG meningkatkan status gunung dari normal ke waspada hingga siaga, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.
Namun, pada 25 Januari 2012 pukul 16.00 WITA, PVMBG menurunkan statusnya dari siaga ke waspada dan turun lagi menjadi berstatus normal pada 17 Oktober 2013 pukul 10.00 WITA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Daya Beli Melemah, Hotel di Kota Jogja Andalkan Last Minute Booking
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Tabung Gas Bocor, Warung Soto di Baleharjo Ludes Terbakar
- Tanpa Kembang Api, Kunjungan Malam Tahun Baru Pantai Glagah Turun
- TWC Ingatkan Wisatawan Hormati Nilai Sakral Candi Prambanan
- Tata Cara Pengajuan Permohonan SKB PPh Melalui Aplikasi Coretax
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Selasa 30 Desember 2025
- Edukasi Pertanahan, Kantah Kota Jogja Gelar Angkling Darta di Kotagede
- Lengkap! Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini
Advertisement
Advertisement



