Advertisement

Benua Afrika Diprediksi Pecah & Laut Baru Akan Terbentuk

Desyinta Nuraini
Selasa, 17 November 2020 - 09:37 WIB
Budi Cahyana
Benua Afrika Diprediksi Pecah & Laut Baru Akan Terbentuk Peta Benua Afrika - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Para ahli geologi memprediksi Benua Afrika akan pecah menjadi beberapa blok tektonik berdasarkan kelanjutan dari benua super Pangaea yang terpecah sekitar 200 juta tahun yang lalu. 

Para ahli mengatakan pecahnya Benua Afrika akan menciptakan cekungan samudra baru serta mempengaruhi Madagaskar di Samudra Hindia, hingga menyebabkan daratan tersebut hancur menjadi pulau-pulau kecil. Penemuan ini dipresentasikan oleh Sarah Stamps dan rekannya di jurnal Geology.

Advertisement

Kendati demikian, pecahnya Benua Afrika itu katanya terjadi dalam waktu dekat. Ahli geologi memperkirakan dibutuhkan waktu antara lima dan 10 juta tahun sebelum lautan baru terbentuk di Afrika.

Tetapi tanda-tanda dari proses ini sudah dapat dilihat di tempat-tempat seperti Ethiopia, di mana celah sepanjang 35 mil membelah tanah pada 2005. Retak seperti ini disebabkan oleh kekuatan di bawah tanah yang merentangkan lapisan litosfer bumi hingga retak.

"Laju perpecahan saat ini adalah milimeter per tahun, jadi butuh jutaan tahun sebelum samudra baru mulai terbentuk. Laju perluasan lebih cepat di utara, jadi kita akan melihat lautan baru terbentuk di sana lebih dulu," ujar Stamps seperti dilansir dari Expres UK, Senin (16/11/2020).   

Stamps dan rekan-rekannya mengumpulkan data GPS di sepanjang bagian benua Afrika ini untuk memetakan di mana perluasan terjadi.

Sistem Celah Afrika Timur membentang lebih dari 1.800 mil (3.000 km) dari Teluk Aden antara Yaman dan Somalia, dan ke selatan menuju Zimbabwe.

"Sebagian besar penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perluasan dilokalisasi di zona sempit di sekitar lempeng mikro yang bergerak independen dari sekitar lempeng tektonik yang lebih besar," kata Stamps.

Studi tersebut menemukan bahwa pecahan benua jauh lebih kompleks dan tersebar luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Di satu wilayah misalnya, para peneliti menemukan perluasan sepanjang 372 mil (600 km), dari Afrika Timur hingga beberapa bagian Madagaskar. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa pulau tersebut secara aktif hancur dengan Madagaskar selatan bergerak di satu lempeng tektonik, sementara Madagaskar tengah bergerak di lempeng terpisah.

Stamps menuturkan bahwa mendefinisikan batas lempeng secara akurat dan menilai apakah benua menyimpang di sepanjang zona deformasi sempit atau melalui zona deformasi difus yang luas sangat penting untuk mengungkap sifat pecahnya benua. 

"Dalam pekerjaan ini, kami telah mendefinisikan ulang bagaimana retakan benua terbesar di dunia meluas menggunakan solusi kecepatan GPS baru," imbuhnya.

Sekitar 200 juta tahun lalu, semua benua di dunia terkunci dalam satu daratan raksasa yang disebut Pangaea. Tapi benua super itu retak seiring waktu, membelah menjadi benua seperti yang kita kenal sekarang.

Baru-baru ini dalam 30 juta tahun terakhir, lempeng Arab perlahan-lahan menjauh dari Afrika. Proses inilah yang melahirkan Teluk Aden dan Laut Merah.

Lucía Pérez Díaz, seorang peneliti postdoctoral di Royal Holloway, University of London, menulis pada 2018 bahwa peristiwa dramatis, seperti patahan yang membelah jalan raya secara tiba-tiba dapat memberikan rasa urgensi pada pecahan benua.

"Namun, rifting adalah proses yang sangat lambat yang, sebagian besar, akan membelah Afrika tanpa ada yang menyadarinya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Anggota DPRD DIY Agus Sumaryanto Meninggal Dunia

Jogja
| Rabu, 04 Desember 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement