Advertisement
Percaya Mitos Lari Saat Gunung Meletus, Warga Lereng Merapi Tak Mau Sembarangan Mengungsi
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Dam Sabo Kali Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, Minggu (12/4/2020). - Antara/Hendra Nurdiyansyah
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Sejumlah warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (III) erupsi Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih percaya dengan mitos dan nasihat orang tua sehingga tak mau sembarangan mengungsi.
Sosialisasi mengenai aktivitas Gunung Merapi pun terus disampaikan kepada masyarakat Desa Jrakah.
Advertisement
BACA JUGA: BPBD: Pencari Rumput di Lereng Merapi Harus Waspada!
Kepala Desa Jrakah, Tumar, mengatakan sosialisasi melibatkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTK danitu menyasar warga dan tokoh masyarakat yang berada di KRB III Desa Jrakah.
"Sebab untuk Jrakah sampai hari ini belum ada yang mau ditempatkan di TPPS (tempat penampungan pengungsi sementara)," kata dia kepada wartawan, Sabtu (14/11/2020).
Saat ini Pemerintah Desa Jrakah sudah menyiapkan TPPS di kompleks Balai Desa Jrakah. Menurutnya, warga di desa tersebut masih berpegang pada nasihat-nasihat orang tua maupun mitos.
BACA JUGA: Rizieq Sebut Lonte, Nikita Mirzani: Masuk Akal Keturunan Rasulullah SAW Begitu?
"Kalau ada gunung meletus tidak boleh lari ke barat atau selatan. Jadi mereka pakai mitos lari ke utara atau timur. Kami juga menfasilitasi, ketika ada pengungsian besar, warga mengungsi ke utara ke Dusun Jarak, lalu bisa diangkut langsung ke Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, sebagai sister village," kata dia.
Tumar mengatakan sejauh ini sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Karanggeneng mengenai kesiapan program sister village tersebut.
Lokasi yang masuk KRB III berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) adalah Dusun Sepi dan Jarak.
BACA JUGA: Hujan Disertai Angin Kencang Bikin Pepohonan di Bantul Tumbang
Namun menurut Tumar, Kepala Dusun Kajor, sebagian Tosari dan Jrakah juga masuk di dalamnya. Sebab wilayah tersebut berdekatan dengan bantaran Kali Apu. Desa Jrakah dihuni sekitar 4.400 jiwa. Sementara, penduduk di KRB III ada sekitar 2.000.
Staf Ahli Geologi BPPTKG, Dewi Sri Sayudi, mengatakan dalam sosialisasi pada Sabtu lalu, dia menyampaikan mengenai kondisi aktivitas Gunung Merapi kepada warga dan tokoh masyarakat yang hadir. "Sampai hari ini aktivitas Merapi baik seismisitasnya dan deformasi terus meningkat. Deformasi hari ini sekitar sudah mencapai 12 sentimeter hingga 13 sentimeter per hari," kata dia saat ditemui wartawan di Balai Desa Jrakah, Sabtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
- Uang Judi Online di Indonesia Kalahkan Nilai Korupsi
- Jonan Bantah Diberi Tawaran Menteri Seusai Temui Prabowo
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Pemakaman PB XIII: Abdi Dalem Gelar Ritual Bedah Bumi di Pajimatan
- Jadwal Bus Sinar Jaya Malioboro ke Parangtritis Selasa 4 November 2025
- Jadwal DAMRI Selasa 4 November 2025, Bandara YIA ke Jogja
- Pesawat Airbus A400M Kedua Akan Tiba di Indonesia Februari 2026
- Tol Jogja-Solo: Pemindahan Makam Terdampak di Mlati Diawali Selamatan
- Otorita Klaim Jepang Tertarik Investasi di IKN
- Padat Karya Jadi Wujud Pembangunan Berkeadilan
Advertisement
Advertisement




