Advertisement
Bill Gates Khawatirkan Penimbunan Vaksin oleh Negara Kaya
Bill Gates - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ilmuwan dan perusahaan farmasi di seluruh sedang berlomba mengembangkan vaksin virus corona baru atau Covid-19.
Kendati banyak pihak memprediksi vaksin akan tersedia dalam waktu yang tak lama lagi, sejumlah pihak merasa khawatir terkait pendistribusian obat tersebut.
Advertisement
Pendiri Microsoft Bill Gates salah satu di antaranya. Dia gelisah dan khawatir vaksin akan banyak dikuasai oleh negara maju atau negara kaya terlebih dahulu. Hal tersebut akan menyebabkan distribusi vaksin yang luas menjadi lebih lambat dan berdampak pada banyaknya korban akibat Covid-19.
Mengutip laporan penelitian dari Northeastern University, Bill and Melinda Gates Foundation menyatakan jika vaksin terlebih dahulu diprioritaskan pada negara kaya, persentase kematian yang bisa dihindari hanya sebesar 33 persen. Dibandingkan jika vaksin didistribusikan berdasarkan populasi setiap negara, yang bisa menghindari kematian dengan persentase 66 persen.
Namun demikian, Gates mengatakan bahwa solusi optimalnya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini sebagian disebabkan oleh pemerintahan Donald Trump yang menolak bergabung dengan konsorsium internasional, yang dirancang untuk memastikan negara kaya dan miskin menerima vaksin corona secara bersamaan.
"Anda tidak akan berhasil membuat Amerika Serikat memperlakukan dirinya sendiri hanya sebagai 5 persen populasi dunia secara acak," katanya kepada New York Times, seperti dikutip Rabu (16/9).
Hal tersebut lantaran para pembayar pajak Amerika Serikat telah membayar dua per tiga dari biaya uji klinis dan dosis produksi vaksin, bahkan saat vaksin masih dalam tahapan uji coba. Jika setengah dari vaksin yang didukung pemerintahan itu berhasil, negara itu akan tetap kelebihan dosis vaksin yang telah dipesannya.
Untuk itu, Gates berharap pada tahun mendatang, siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden di negara adidaya itu, Amerika Serikat akan bersedia membayar sekitar US$4 miliar yang dibutuhkan untuk menyediakan vaksin bagi semua orang di dunia, termasuk di negara-negara miskin dan berkembang.
Dia mencatat bahwa Kongres telah berulang kali menyimpan dana untuk penyakit-penyakit seperti AIDS dan malaria, serta program vaksin anak-anak dalam anggaran bantuan luar negerinya. Kendati ada upaya dari berbagai pihak lain selama beberapa dekade terakhir untuk memangkas dana tersebut.
Menurutnya, mengeluarkan dana untuk program vaksin yang menyeluruh tidak hanya melayani tujuan kemanusiaan. Akan tetapi, keamanan sebuah negara untuk membuka kembali pembatasan yang diterapkan selama pandemi, hanya bisa dilakukan dengan menghentikan penyebaran virus di tempat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Libur Nataru, Bandara YIA Prediksi 247 Ribu Penumpang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Lomba Lacak Sinyal ARDF Latih Kesiapsiagaan Bencana di Kulonprogo
- Polri Segera Umumkan Tersangka Bencana Banjir Sumatera Utara
- Jemaat Gereja St Albertus Agung Buat Altar dari Barang Bekas
- Rizki Juniansyah Rebut Emas SEA Games dan Pecahkan Rekor Dunia
- Guru Besar UGM Usul Sebagian Dana MBG Dialihkan ke Daerah Bencana
- Makanan Sehat dan Praktis Bakal Jadi Tren Gaya Hidup 2026
- AFJ Desak Regulasi Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
Advertisement
Advertisement




