Advertisement
Bangkit dari Pandemi, Pelaku Industri Kerajinan & Batik Diberi Pendampingan
Kegiatan seminar virtual. - Ist/BBKB
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perajin batik menjadi salah satu sektor usaha yang terkena dampak pandemi. Mereka banyak yang berhenti beroperasi karena berbagai aktivitas terutama wisata terhenti sehingga permintaan menurun drastis.
Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta berupaya memberikan pendampingan. Salah satunya dengan menyelenggarakan seminar online bertajuk Strategi Industri Kerajinan dan Batik Mengatasi Krisis di Masa Pandemi. Kegiatan virtual ini sekaligus sebagai wadah berbagi informasi dan diskusi bagi pelaku industri kerajinan dan pemangku kepentingan tentang strategi memperkuat industri kerajinan dan batik di masa Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Advertisement
BACA JUGA : Selama Pandemi, Omzet Perajin asal Donokerto, Sleman Ini
“Kami terus mendorong agar industri kerajinan dan batik ini bisa bersaing di masa pandemi,” katanya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Selasa (11/8/2020).
Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati menambahkan, kegiatan itu diharapkan menjadi media kolaborasi dalam menghadapi tantangan serta keberlangsungan industri kerajinan dan batik saat masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19. “Sekaligus untuk menyongsong hari Batik Nasional yang jatuh pada bulan Oktober mendatang,” katanya.
Selama pandemi corona pihaknya terus memberikan pendampingan kepada pelaku industri kerajinan dan batik dengan cara menyelenggarakan kelas umum secara gratis melalui aplikasi Zoom. Selain itu kelas umum melalui aplikasi Whatsapp yang digelar sepekan dua kali secara rutin. Salah satunya materi terkait dengan menyebarluaskan teknik pembuatan masker kain kepada masyarakat.
BACA JUGA : 70% UMKM di Bidang Kerajinan di Jogja Terimbas Corona
“Selama pandemi kami telah menyelenggarakan kuliah zoom sebanyak tujuh kali dengan jumlah peserta 913 orang, dan kulwap 12 kali dengan jumlah peserta 2.336 orang,” ujarnya.
Di sisi lain pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan perluasan litbangyasa seperti pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer, cairan disinfektan, pembuatan face shield.
Ia menambahkan industri kecil menengah kerajinan dan batik merupakan sektor yang memiliki resiliansi yang cukup tinggi di masa krisis. Seperti halnya pada krisis ekonomi di 1998, di tengah ketidakpastian usaha pada pandemi Covid 19 yang terjadi saat ini, IKM kerajinan dan batik berupaya mempertahankan bisnisnya antara lain dengan cara memproduksi alat pelindung diri (APD) sederhana seperti masker kain dan APD lainnya.
“Kami memberikan bantuan APD tersebut ke Gugus Tugas DIY,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Senin 15 Desember 2025
- Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia Jadi 12
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 15 Desember 2025
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru
- NGUDA RASA: Mendorong Kuliner Indonesia Merajai Lidah Dunia
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
Advertisement
Advertisement





