Advertisement
Pakar Epidemiologi Sarankan Tetap Belajar Daring
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Kemendikbud tetap memberlakukan kegiatan belajar mengajar daring di sekolah-sekolah.
Bagi Yunis, belajar dengan cara tatap muka di sekolah pada masa pandemi Covid-19 adalah hal riskan, bahkan meski beberapa wilayah diklaim sudah aman.
Advertisement
“Saya rasa belajar online itu tetap yang paling aman untuk sekarang. Risiko belajar dengan tatap muka di sekolah terlalu besar karena meski di lingkungan kecilnya aman, siswa tidak mungkin tak berinteraksi dengan dunia luar,” tuturnya kepada Jaringan Infoemasi Bisnis Indonesia, Sabtu (8/8/2020).
Kendati demikian, bukan berarti pemerintah lantas bisa berpangku tangan.
Yunis menilai pembelajaran daring yang diterapkan saat ini belum optimal, karena tidak ada regulasi yang mengatur hal-hal secara spesifik.
“Alangkah baiknya jika pemerintah bisa menyiapkan aturan pembelajaran daring per jenjang. Jadi, meski sama-sama daring, syarat dan prosedurnya antara anak TK, SD, SMP dengan SMA harus dibedakan betul. Karena cara mereka menyerap teknologi itu kan juga beda-beda,” sambungnya.
Kritik serupa ucapan Yunis juga dipaparkan kawannya sesama epidemiolog UI Pandu Riono.
Menurut Pandu dalam salah satu cuitannya hari ini, sebenarnya praktik pembelajaran daring justru bisa dijadikan momentum bagi pemerintah-khususnya Kemendikbud-untuk menciptakan terobosan-terobosan.
“Kita pernah punya ide-ide besar, seperti ‘sekolah tanpa dinding.’ Atau ingat buku Deschooling Society yang mengkritik sekolah yang tidak membebaskan. Inilah kesempatan mewujudkan belajar merdeka, bukan memenjarakan anak dalam gedung sekolah. Itukah yang kita lakukan sekarang?” tanyanya retoris.
Belakangan, pegiat kesehatan dan pendidikan memang acap menyorot kebijakan pemerintah.
Terakhir, Kemendikbud dianggap menempuh manuver berisiko karena berencana mengizinkan kembali aktivitas tatap muka di sekolah-sekolah yang terletak di kawasan zona hijauh dan kuning Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
Advertisement
Stok Darah di DIY Menipis, PMI: Aktivitas Donor di Luar Belum Banyak
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Arab Saudi Rilis Aturan Baru Visa Umrah 2024, Simak Informasi Lengkapnya
- Pemerintah dan DPR Didesak Segera Mengesahkan RUU Perampasan Aset
- Detik-detik Pasutri Terseret Banjir Lahar Hujan Semeru, Jembatan Ambrol saat Dilintasi
- Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
- TNI Tembak 2 Anggota OPM di Nduga, Sita Pistol hingga Anak Panah di Tempat Persembunyian
- Pelajar SMA Negeri 1 Cisaat Sukabumi Meninggal saat Seleksi Paskibra
- Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Advertisement