Advertisement
Dahlan Iskan Bersuara soal Kemarahan Jokowi dan Risma
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Aksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bersujud di hadapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memantik Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, untuk angkat bicara.
Advertisement
Aksi wali kota ini menjadi topik pembicaraan hangat, termasuk di media sosial. Aksi itu tidak kalah heboh dengan informasi tentang Presiden Joko Widodo yang menumpahkan kekesalannya dalam pidato di rapat kabinet yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Mantan Dirut PT PLN (Persero) itu bahkan membandingkan dua peristiwa tersebut. "Saya pun harus meralat tulisan DI’s Way kemarin. Yang menyimpulkan bahwa berita terbesar minggu ini adalah marah besarnya Presiden Jokowi," demikian tulisan Dahlam berjudul 'Sujud Risma' yang dipublikasikan di blog Disway.id, Rabu (1/7/2020).
Berikut ini tulisan lengkap Dahlan Iskan:
Anda sudah tahu: Bu Risma (Tri Rismaharini) sampai sujud-sujud. Di depan para dokter. Senin kemarin.
Hasilnya nyata: diketahuilah kenapa rumah-rumah sakit di Surabaya terlalu penuh penderita Covid-19.
Setelah adegan heboh itu jalan keluar pun ditemukan.
Penyebab utama lubernya rumah sakit itu bisa diketahui. Jumlah penderita Covid-19 masih naik. Tapi ada penyebab lain: pasien Covid-19 terlalu lama berada di rumah sakit.
Mengapa?
Karena yang sudah negatif tidak boleh pulang. Harus menunggu hasil tes swab yang kedua. Padahal jarak tes pertama dan kedua itu bisa lima sampai enam hari.
Prosedur yang seperti itu sesuai dengan peraturan yang tidak bisa dilanggar. Itulah peraturan Kementerian Kesehatan.
Bagaimana kalau dilanggar?
Akibatnya bisa fatal: biaya perawatan tidak ditanggung BPJS.
Wali kota Surabaya pun ternyata bisa menerima masukan itu. Setelah tenang Bu Risma pun mengambil keputusan: pasien negatif harus cepat dipulangkan. Biar pun itu baru hasil tes swab pertama.
Bagaimana kalau BPJS tidak mau mengganti biayanya?
Di sinilah hebatnya Bu Risma: ”Pemda Surabaya yang akan mengganti,” katanyi di forum itu.
Peserta rapat pun lega. Ada jalan keluar. Rapat bisa selesai dengan baik.
Padahal rapat itu sempat menegangkan. Terutama setelah berlangsung setengah jam. Tiba-tiba Bu Risma berdiri dari tempat duduknyi. Dia maju ke depan meja pimpinan. Dia bersujud di lantai. Sampai ndelosor.
Yang hadir di rapat itu pun tertegun. Sebagian nimbrung ke tempat Bu Risma ndelosor di aspal. Termasuk moderator rapat itu, Ketua IDI Surabaya, dr Brahmana.
Mereka memapah Bu Risma agar bangkit dari ndelosornyi. Bu Risma kembali ke kursinyi.
Yang mengadakan rapat itu: wali kota Surabaya sendiri. Yang diundang: IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Surabaya, pimpinan rumah-rumah sakit, relawan Covid-19, dan gugus tugas wabah itu.
Rapatnya diadakan di halaman depan kantor wali kota. Di seberang kantor Harian DI’s Way.
Bu Risma, sejak tiga bulan lalu, memang berkantor di halaman. Di bawah tenda. Lantainya aspal.
Ke halaman itulah meja kerjanyi dipindah. Di halaman itu pula rapat-rapat dengan wali kota dilangsungkan.
”Saya sendiri sudah tiga-empat kali diajak beliau rapat di tempat terbuka itu,” ujar Dokter Brahmana.
Senin kemarin pun dr. Brahmana yang diminta memimpin rapat. Acara pertamanya pidato pengantar dari wali kota. Bu Risma berpidato kira-kira setengah jam.
Setelah itu giliran para pimpinan rumah sakit yang berbicara.
Drama itu sendiri terjadi ketika dokter Sudarsono tengah memberikan paparan. Ia adalah Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) RSUD dr. Soetomo Surabaya, milik Provinsi Jatim.
Dokter Sudarsono lagi menceritakan keadaan rumah sakit yang ia pimpin. Tiba-tiba, itu tadi. Bu Risma ndelosor di lantai --yang tak lain adalah aspal yang biasa untuk tempat berhenti mobil.
Begitu lama Bu Risma ndelosor. Beberapa orang sampai ikut merayu untuk mengakhiri adegan itu.
Bu Risma pun kembali duduk di kursinyi.
Setelah kembali duduk dia pun mengungkapkan kejengkelannyi pada RSUD dr. Soetomo. Yang, katanyi, sulit diajak koordinasi. Dari ucapannyi itu, terkesan, pasien Covid-19 dari Surabaya tidak bisa masuk ke situ. Kesan lainnya lagi: Pemprov, sebagai pemilik RS itu, tidak mendukung program Covid-19 wali kota.
Kesan, di zaman medsos ini, bisa lebih dominan dari data. Menurut data, pasien RS Dr Soetomo kebanyakan adalah warga Surabaya.
Kalau pun ada pasien Surabaya yang ditolak itu karena rumah sakitnya lagi penuh. Bukan karena wali kota Surabaya lagi bertengkar dengan gubernur Jatim.
Jatim memang lagi punya gubernur dan wali kota yang sama-sama wanitanya. Hanya beda partainya.
Baru sekitar dua menit Bu Risma mengungkapkan kejengkelannyi ke RS dr. Soetomo, dia berdiri lagi. Maju ke depan lagi. Sujud lagi. Ndelosor lagi. Untuk yang kedua kalinya.
IDI Surabaya pun mengusulkan terobosan. Rapat setuju. Tinggal menunggu persetujuan. Juga menunggu anggaran.
Usul Dokter Brahmana adalah: agar setiap Puskesmas di Surabaya disediakan alat pengukur oksigen. Banyak pasien yang tidak ada gejala Covid-19 tapi kekurangan oksigen.
Menurut Brahmana, pasien yang oksigennya sudah merosot harus segera dibawa ke rumah sakit.
Itu bisa mengurangi risiko kematian. Juga bisa mengurangi beban rumah sakit.
”Alatnya murah kok. Hanya kisaran ratusan ribu rupiah,” ujar dr. Brahmana.
Alat itu disebut ”pulse oximeter fingertip”, alat pengukur kadar oksigen.
Begitulah. Semoga drama Senin lalu itu yang terakhir kali.
Saya pun harus meralat tulisan DI’s Way kemarin. Yang menyimpulkan bahwa berita terbesar minggu ini adalah marah besarnya Presiden Jokowi.
Ternyata di kampung saya sendiri ada berita yang lebih besar lagi. Gajah di pelupuk memang bisa membuat mata tertutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sekjen PBB Kutuk Israel karena Melarang UNWRA di Palestina
- Suswono Cagub Nomor 1 Pilkada Jakarta Dilaporkan ke Polisi, Dianggap Merendahkan Nabi Muhammad
- Pengungsi Rohingya di Aceh Jadi Peristiwa Terkuaknya Kasus Perdagangan Orang
- Klarifikasi Kemenkeu soal Pernyataan Anggito Terkait Mobil Maung untuk Menteri dan Pejabat Eselon I
- Mantan Presiden Dibolehkan Jadi Juru Kampanye, Jokowi Jadi Jurkam di Pilkada?
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Guyur Sebagian Kota Besar Hari Ini
- Di Persidangan, Kuasa Hukum Guru Honorer Supriyani Ungkap Permintaan Rp50 Juta Aparat Kepolisian
- Israel Serang Iran, DK PBB Gelar Sidang Darurat
- Komisi VII Minta Menag Nasaruddin Umar Jalin Hubungan Baik dengan DPR
- Korban Tewas Akibat Serangan Israel ke Lebanon Capai 2.710 Orang
- PAFI Bitung Perkuat Sektor Kesehatan Melalui Apoteker
- Korban Tewas di Gaza Lebih dari 43.000 Orang, Joe Biden Baru Bilang Perang Harus Diakhiri
Advertisement
Advertisement