Advertisement
Singapura Bakal Tes Covid-19 untuk Warga Usia 13 Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong, menyatakan mulai 1 Juli, semua warga Singapura berusia 13 tahun ke atas yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut pada tingkat pertama akan diuji COVID-19.
Langkah ini untuk mencegah mereka yang mengalami masalah pernapasan untuk menghindari mengalami infeksi yang berkepanjangan.
Advertisement
"Kami akan mengujinya pada hari pertama ketika mereka ke dokter dengan gejala infeksi pernapasan akut," katanya dikutip dari channelnewsasia.com, Kamis (25/6/2020).
Baca juga: Dugaan Penggelapan Dana Bansos di Bantul: Polres Tunggu Laporan Pihak yang Dirugikan
Saat ini, pengujian hanya dilakukan untuk pasien berusia 45 tahun ke atas. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Singapura untuk dengan cepat mengisolasi kasus dan mencegah terbentuknya kelompok besar infeksi di tengah meningkatnya kasus.
Singapura sedang dalam fase 2 pembukaan kembali, setelah periode "pemutus sirkuit" selama dua bulan yang melarang penduduk meninggalkan rumah mereka kecuali untuk kegiatan-kegiatan penting seperti membeli makanan.
Mr Gan mengakui bahwa jumlah kasus di masyarakat tetap rendah, tetapi negara perlu tetap waspada. "Kami telah menguji secara lebih luas di antara kelompok-kelompok populasi kunci di masyarakat," kata Gan selama konferensi pers virtual yang diadakan oleh gugus tugas multi-kementerian multi-kementerian COVID-19.
Baca juga: 20 Juta Penduduk Amerika Serikat Diperkirakan Sudah Terinfeksi Covid-19
Kelompok lain yang sedang diuji adalah kontak dekat dari kasus COVID-19 yang dikonfirmasi terlepas dari apakah mereka memiliki gejala atau tidak.
Kontak dekat ini diuji pada awal dan akhir periode karantina kasus yang terinfeksi.
Menurut Mr Gan, wisatawan yang datang juga akan diuji sebelum karantina rumah berakhir. Untuk tujuan pengawasan, mereka yang rentan atau memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi COVID-19 juga diuji, katanya.
Ini termasuk penghuni dan staf panti jompo, anggota staf pra sekolah dan mereka yang kembali bekerja di beberapa sektor layanan penting.
Gan mengatakan bahwa kementerian kesehatan akan memberikan "hibah jaminan" untuk mendukung klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat (PHPCs), untuk mendukung klinik jika dokter mereka mengontrak COVID-19 atau ditempatkan di bawah karantina selama pekerjaan mereka.
Klinik yang memenuhi syarat akan menerima US$ 500 per hari untuk "memungkinkan mereka mempekerjakan locum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Apesnya Philippe Troussier, 2 Kali Dipecat setelah Kalah dari Timnas Indonesia
- Golkar Menang Banyak! Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada 2024 di 7 Daerah Ini
- Gadis SMP asal Jatinom Klaten yang Hilang saat Beli Teh Ditemukan di Kartasura
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Mudik Lebaran, Diskon Tarif Tol Dipatok Maksimal 20 Persen
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- Syahrul Yasin Limpo Minta Pindah Tahanan, KPK: Rutan Sudah Terstandardisasi
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
- Ramadan Berkah, PLN Kudus Salurkan Ratusan Paket Bantuan bagi Korban Banjir di Kudus dan Demak
Advertisement
Advertisement