Advertisement
Gaptek, Sebagian Guru di Solo Tak Bisa Gunakan Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO — Kegiatan belajar-mengajar jarak jauh di Solo masih terkendala kondisi sebagian guru yang gagap teknologi atau gaptek dalam menggunakan perangkat komunikasi. Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mengakui masih adanya masalah tersebut.
Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati, mengatakan salah satu permasalahan dalam pembelajaran daring adalah kemampuan guru dalam penguasaan teknologi informasi (TI). Padahal, ini sangat diperlukan mengingat pandemi Covid-19 belum jelas kapan akan berakhir.
Advertisement
Menurutnya, masih ada sebagian guru di Solo yang belum familiar dengan TI alias gaptek. Bahkan penggunaan aplikasi yang populer dan kerap dipakai dalam pembelajaran-pembelajaran daring saat ini pun ada yang belum menguasai.
Karena itu, dia mendorong sekolah menyelenggarakan pelatihan TI. “SDM memang perlu didorong agar bisa mengikuti perkembangan TI. Karena, mau tidak mau mereka harus beradaptasi dan menggunakan TI. Makanya sekolah kami dorong untuk mengadakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan TI-nya,” ujar Etty, Senin (15/6/2020).
Persoalan sebagian guru yang gaptek TI ini juga diakui Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah atau MKKS SMP Solo, Sutarmo. Menurutnya, tadinya masih banyak guru yang tidak suka dengan penggunaan TI.
Namun setelah adanya pandemi Covid-19 yang berimbas pada penerapan pembelajaran online, mereka terpaksa menjalankan pembelajaran jarak jauh dengan TI. Akibatnya, pembelajaran daring tersebut dirasa kurang maksimal.
Karenanya, pihaknya sudah mempersiapkan kegiatan peningkatan penguasaan TI bagi guru di Solo, termasuk yang masih gaptek soal aplikasi komunikasi.
“Kami bersama-sama dengan teman-teman di MKKS susah merencanakan bahwa menjelang tahun ajaran baru mengadakan pelatihan TI bagi kepala sekolah dan perwakilan guru. Materi utamanya adalah penggunaan aplikasi untuk mendukung pembelajaran yang oleh sebagian sering digunakan seperti Zoom Meeting untuk tatap muka virtual dan Google Classroom untuk menyampaikan materi atau penugasan,” ujarnya.
Selain guru tak boleh gaptek, Sutarmo menambahkan pembelajaran daring menuntut guru di Solo lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Terkait materi pembelajaran itu sendiri, pihaknya akan terus meng-update informasi kurikulum dari pemerintah.
“Mengenai kurikulum menurut saya seharusnya memang ada penyesuaian. Kalaupun tidak ada [penyesuaian], saya usul setidaknya ada prioritas. Karena kalau kurikulum yang seperti sekarang harus selesai dengan pembelajaran daring, saya kira terlalu berat bagi siswa dan orang tua. Tapi mengenai kurikulum ini memang harus berkoordinasi dengan dinas dan Kemendikbud,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
Advertisement

BPBD Gunungkidul Mulai Salurkan Bantuan Air Bersih ke Warga
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
Advertisement
Advertisement