Advertisement
Virus Unggas Diklaim Bisa Musnahkan Setengah Populasi Dunia & Lebih Berbahaya daripada Corona
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Penulis buku How Not To Die, Michael Greger mengklaim virus baru dari peternakan ayam yang disebut virus apokaliptik akan menyebabkan pandemi yang lebih berbahaya daripada virus Corona. Bahkan ilmuwan itu menyebut ini berpotensi memusnahkan setengah populasi dunia.
“Selama ada unggas, akan ada pandemi," uajr Greger, dokter dari Amerika Serikat itu dilansir dari Boldsky, Jumat (5/6/2020).
Advertisement
Dia menjelaskan bahwa hubungan dekat manusia dengan hewan dapat menyebabkan jenis epidemi terburuk. Beberapa penyakit lain seperti Covid-19, flu babi, berasal dari hewan. Flu burung H5NI yang muncul di China pada 1997 nyatanya terjadi lagi pada 2003 dan 2009 di negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut tidak sepenuhnya hilang dan kemungkinan wabahnya meningkat.
Peternakan unggas atau ayam menurutnya menjadi tempat berkembang biaknya penyakit. Hal ini disebabkan ayam dalam jumlah massal hidup di ruang yang sangat sempit dengan tingkat amonia yang tinggi dari kotoran yang tidak dibersihkan.
Oleh karena itu Dr. Greger menyarankan agar masyarakat beralih dari peternakan massal ke kawanan yang kecil dengan akses luar ruangan. Produksi telur yang tidak wajar juga perlu dihentikan, stop penggunaan vaksin untuk hewan, dan terapkan kebersihan di peternakan.
"Semakin banyak hewan yang diternakkan massal, semakin banyak virus yang berkembang biak, dan sewaktu-waktu menjadi pandemi yang saat ini mungkin tersembunyi di lapisan paru-paru ayam,” sebutnya.
Greger turut pula menyarankan agar lebih baik saat ini beralih dari menkonsumsi daging menjadi vegetarian, yang lebih menyehatkan.
Peternakan unggas yang menjadi pemicu pandemi bukanlah hal baru. Berbagai penelitian telah mengaitkan peternakan unggas dengan beberapa penyakit. Satu studi, yang berfokus pada peternakan unggas di Indonesia menemukan bahwa penyaki, bakteri, dan virus yang menginfeksi ayam broiler di peternakan adalah penyakit pernafasan kronis (CRD) dan colibacillosis, dan penyakit bursal menular (IBD /gumboro) dan penyakit newcastle (ND).
Penyakit lain yang ditemukan pada tingkat prevalensi rendah adalah snot dan ascites dan menyarankan perlunya menerapkan efek untuk mengendalikan virus. Studi lain menunjukkan bahwa sementara produksi unggas telah menjadi bagian integral dari peternakan kecil selama berabad-abad, penting untuk mencapai keamanan dan keamanan pangan untuk menghindari munculnya penyakit menular.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement