Advertisement
Kisah Pilu Pria Italia: Jenazah Adiknya Telantar 2 Hari karena Virus Corona
Aktivitas petugas medis saat menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina, 25 Januari 2020. - THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Seorang pria Italia, saudara dari perempuan yang meninggal dunia di sebuah rumah akibat infeksi virus corona harus menyampaikan permohonan memilukan melalui media sosial untuk membujuk pihak berwenang Italia agar datang dan mengurus jenazah tersebut.
Teresa Franzese (47), yang tinggal bersama keluarganya di sebelah selatan Kota Naples, menunjukkan gejala virus corona pekan lalu. Kesehatannya memburuk dengan cepat dan dia meninggal pada Sabtu (7/3/2020) sebelum hasil tes penyakitnya diketahui.
Advertisement
Karena ketidakpastian penyakit, pengurus pemakaman dan bahkan rumah sakit setempat menolak untuk mengambil jasadnya.
"Kakak perempuan saya sudah mati, di tempat tidur. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak bisa memberi pemakaman yang pantas baginya karena lembaga-lembaga itu telah meninggalkan saya," kata saudara lelakinya, Luca Franzese, dalam sebuah video yang diunggah di Facebook.
Franzese, seorang pelatih kebugaran, menunjukkan tubuh saudarinya yang terbaring di belakangnya.
"Kami hancur. Italia telah meninggalkan kami. Mari tetap kuat bersama. Silakan bagikan video ini di mana-mana," katanya, sambil berjuang menahan emosi.
Akhirnya, setelah menunggu selama 36 jam, pengurus yang mengenakan pakaian pelindung tiba dan membawa jenazah langsung ke pemakaman setempat di mana dia dikebumikan tanpa upacara.
Keluarganya harus tetap dikarantina di rumah karena khawatir mereka mungkin juga menderita penyakit ini.
Italia telah menutup hampir semua toko kecuali toko makanan dan apotek dalam kebijakan penutupan wilayah paling menantang di Eropa, saat kematian akibat virus corona di negara itu meningkat menjadi 827 dengan lebih dari 12.000 kasus penyakit dikonfirmasi.
Franzese mengatakan saudara perempuannya menderita epilepsi. Ketika kondisinya memburuk, dia mengatakan dia bersikeras bahwa dia dites untuk virus corona.
"Untuk membuatnya tetap hidup, aku mencoba memberikan resusitasi dari mulut ke mulut. Tidak ada yang peduli," katanya.
Hasil akhir menunjukkan bahwa Teresa Franzese menderita virus corona. Tes selanjutnya menunjukkan bahwa dua anggota keluarga lainnya menderita penyakit itu, meskipun bukan Luca Franzese, menurut laporan televisi Le Iene, yang mewawancarainya.
Hanya satu orang dilaporkan meninggal sejauh ini di wilayah Campania, yang berpusat di Naples, dan Franzese mengatakan pihak berwenang telah memutuskan dia meninggal karena epilepsi.
"Bagaimana mereka bisa tahu jika pemeriksaan postmortem tidak dilakukan?" kata dia dalam sebuah unggahan di halaman Facebook-nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Banjir 70 Cm di Kaligawe Semarang Lumpuhkan Jalur Pantura
- Polisi Beberkan Kronologi Warga yang Ditembak Begal di Jakbar
- Gudang Pengelolaan Limbah B3 di Karawang Terbakar
- Keuangan Ukraina Diklaim Hanya Cukup Bertahan hingga April 2026
- AI Dinilai Tingkatkan Efisiensi dan Produktivitas Sektor Manufaktur
Advertisement
Dendam Lama, Nelayan Tusuk Warga Parangtritis Pakai Cula Ikan Pari
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- BGN Wajibkan SPPG Masak MBG Pakai Air Galon
- Sukarelawan Bersiap Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Kulonprogo
- Sayembara Sampah Digelar Saat Penerbangan Ribuan Lampion di Goa Cemara
- Bareskrim Akan Periksa Lisa Mariana Jumat 24 Oktober 2025
- Ammar Zoni Didakwa Edarkan Narkotika di Ruta Salemba
- Ki Anom Suroto, Dalang Pertama yang Tampil di Lima Benua
- Jalan Prambanan-Lemahbang Diharapkan Dongkrak Ekonomi
Advertisement
Advertisement



