Advertisement
Akhirnya Mbah Suripah Bisa Memeluk Anaknya Setelah 28 Tahun Berpisah

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG - Mbah Suripah akhirnya bertemu anaknya, Ica Wahyuni setelah 28 tahun berpisah, Senin (3/2/2020). Air matanya tak terbendung kala Ica menunjuk anak kecil yang berdiri di sampingnya dan menyebut, "itu cucumu, Bu."
Sekitar tiga menit Mbah Suripah mendekap kencang tubuh Ica, 31. Sambil terus menangis sesenggukan, Mbah Suripah mengungkap sakitnya menahan kerinduan kepada anak semata wayangnya itu. Diapun tidak memedulikan lalu lalang orang di Bandara Internasional Adi Soetjipto Jogja, termasuk mantu dan besan yang turut menjemputnya. Ica pun tak kuasa menahan air mata ketika ibundanya itu mengucapkan maaf.
Advertisement
"Yang penting sekarang sudah ketemu. Alhamdulillah, Bu. Alhamdulillah. Itu cucumu, Bu," kata Ica sambil menunjuk anak kecil di sampingnya, yang semakin membuat air mata Mbah Suripah semakin deras. Mbah Suripah pun langsung menggendong dan menciumnya.
Mbah Suripah merupakan transmigran asal Wonosobo di Lalundu, Donggala, Sulawesi Tengah. Selama 28 tahun dia harus menahan rindu kepada sanak keluarganya di Tanah Jawa. Dia diceraikan oleh suami dan ditinggal seorang diri saat kehidupan di rantau semakin sulit. Hingga akhirnya dia dipersunting Suharmin, buruh serabutan warga Tulo La Rantean Sigi dan menetap di sana. Tapi kerja keras mereka selama bertahun-tahun, tak juga cukup mengantarkan mereka pulang ke Jawa.
Akhirnya pada 28 Januari 2020, dibantu Ahmad Sobar, seorang ustad dari perkumpulan orang Jawa di Palu, Mbah Suripah dipertemukan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sedang kunjungan kerja di Palu. Setelah berbincang Ganjar menawarkan bantuan tiket pesawat untuk Mbah Suripah pulang.
"Berangkat tadi pagi pukul enam pagi WITA dari Palu, transit di Banjarmasin dan tiba di Bandara Adi Soetjipto sekitar pukul delapan WIB," kata Ahmad Sobar saat dihubungi via telepon.
Sobar menceritakan sebelum penerbangan, dia terus berkomunikasi dengan Ica Wahyuni. Dia yang turut mengantar bersama istri sangat terharu melihat Mbah Suripah yang akhirnya bisa dipertemukan dengan anaknya. Dia pun mengabadikan momen haru tersebut dengan foto dan video.
Sekarang, lanjut Ahmad Sobar, Mbah Suripah diajak pulang ke rumah anaknya di Sragen. Lusa beliau baru akan berkunjung ke sanak kerabat di Pengarengan, Kalibawang, Wonosobo.
"Mbah Suripah akan di Jawa sampai lebaran. Kalau ada rizki, Pak Suharmin, suami beliau insyaallah akan menyusul," katanya.
Ahmad Sobar, selain seorang ustad, juga mengadvokasi masyarakat di Palu khususnya yang berasal dari Jawa. Usahanya membantu Mbah Suripah tersebut dilakukan selama tiga bulan dengan menghubungi berbagai pihak. Namun usahanya baru menuai hasil begitu menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat kunjungan kerja di Palu, yang menanggung semua biaya perjalanan Mbah Suripah pulang ke kampung halaman.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, khususnya Pak Ganjar yang merespon cepat dan meminta bertemu langsung dengan Mbah Suripah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Bandung
- Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC Indra Utoyo Dipanggil KPK
- Menkop Nyatakan Satu Kopdes Merah Putih Bisa Gerakkan 15 Orang
- Ini Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan agar Dapat Diskon Iuran 50 Persen
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Malaysia Serukan Negara Dunia Akhiri Hubungan dengan Israel
- 100 Ribu WNI di AS Belum Lapor ke Kedutaan
- Mahmoud Abbas Desak Internasional Bertanggungjawab Atas Kejahatan Israel
- Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi
- Guru Besar UMY: Dukungan Prabowo ke Qatar Bagian Diplomasi RI
- 8.018 SPPG Sudah Beroperasi, Serapan Anggaran Rp15,7 Miliar
- BNPB: Sistem Hujan Disempurnakan Jadi Peringatan Dini Banjir
Advertisement
Advertisement