Advertisement
Harga Minyak Akan Melonjak Jika Iran Blokir Selat Hormuz
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Konsultan energi asal Amerika Serikat Rapidan Energy Group memperkirakan harga minyak akan melonjak US$15 hingga US$20 per barel jika Iran memblokir Selat Hormuz. Namun, harga akan turun segera setelah pasukan AS terlibat di dalamnya.
Perusahaan tersebut menganalisis skenario yang menyebabkan gangguan aliran minyak setelah konflik.
Advertisement
Seperti dikutip Reuters, Selasa (16/7/2019), Rapidan mengatakan gangguan di selat itu kemungkinan akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan pasar. Hal itu karena Iran memiliki kemampuan untuk menyerang. Akan tetapi serangan terus-menerus terhadap pengiriman di Teluk dapat mengganggu transit minyak selama berminggu-minggu.
“Penghentian tujuh hari dalam aliran minyak di Teluk dapat meningkatkan harga Brent menjadi sekitar US$80 - US$90 per barel, dan jauh ke tiga digit jika konfrontasi berlangsung sebulan atau lebih,” kata konsultan energi tersebut.
Namun, setelah konflik berakhir, harga akan turun sedikit tetapi mempertahankan keuntungan setidaknya US$5 karena kekhawatiran gangguan lain.
Konflik yang tajam dapat mendorong Teheran dan Washington bernegosiasi. Harga bisa turun di bawah tingkat pra-gangguan karena kemungkinan kembalinya jutaan barel minyak Iran yang terkena sanksi ke pasar.
Harga minyak pada Selasa (16/7/2019) mantap, karena kegiatan produksi minyak mentah Amerika Serikat di Teluk Meksiko kembali berjalan normal, setelah terancam oleh Badai Barry.
Selain itu, harga minyak juga tertekan karena booming pasokan minyak serpih AS, menghalangi ketegangan di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate melemah 0,10 persen atau 0,06 poin ke posisi US$59,52 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent melemah 0,15 persen atau 0,10 poin ke posisi US$66,38 per barel.
Di samping itu, harga minyak kian di bawah tekanan karena data pada Senin (15/7/2019), menunjukkan, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua di China melambat menjadi 6,2 persen dari tahun sebelumnya, laju terlemah dalam setidaknya 27 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Prakiraan BMKG, Cuaca Boyolali bakal Hujan Lagi Siang-Malam Ini Kamis 25 April
- Siapkan Payung, Prakiraan Cuaca Klaten Hujan Siang hingga Malam Kamis 25 April
- Hujan Lagi Siang hingga Malam di Wonogiri, Cek Prakiraan Cuaca Kamis 25 April
- Masa Angkutan Lebaran 2024, Commuter Line Wilayah 6 Catat Rekor Baru
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Besaran Honor PPK Pilkada Serentak 2024
- Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- Jenazah Pendiri Mustika RatuMooryati Soedibyo Akan Dimakamkan di Bogor Rabu Siang
- BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini
- Sirekap Bakal Digunakan pada Pilkada Serentak 2024
- Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat
- Heboh Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
Advertisement
Advertisement