Advertisement
Evaluasi Tabrakan Maut Flyover Manahan Solo: Jalan Sempit, Menanjak dan Menikung
Momen sesaat sebelum mobil warna silver menabrak sepeda motor di Flyover Manahan, Solo, Senin (1/7 - 2019) dini hari yang terekam kamera CCTV.
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO-- Media sosial masih ramai membahas kecelakaan maut yang terjadi tepat di tengah Flyover Manahan, Solo, Senin (1/7/2019) dini hari. Peristiwa nahas itu terekam kamera closed circuit television (CCTV). Muncul tanda tanya soal keamanan di flyover anyar itu. Pasalnya, jalur tersebut cukup sempit dan dilintasi arus tiga arah tanpa separator.
Dalam video rekaman CCTV yang beredar di media sosial, mobil yang diduga Toyota Yaris warna silver itu melaju dari arah selatan dengan kecepatan tinggi. Saat mendekati persimpangan di flyover, mobil itu tampak hendak mendahului dua pengendara sepeda motor yang berjalan beriringan. Kedua sepeda motor tersebut konsisten berjalan beriringan dari arah selatan hingga berbelok ke barat.
Advertisement

Nahas bagi korban yang muncul dari barat dan berbelok ke kanan. Saat itu mobil yang posisinya terlalu ke kanan dan melanggar markah jalan menghantam sepeda motor korban yang datang dari arah berlawanan. Markah jalan tanpa putus ini semestinya tidak boleh dilanggar.
BACA JUGA


Kasatlantas Polres Solo, Kompol Busroni, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (11/7/2019), mengatakan polisi telah menyelidiki rekaman 12 closed circuit television (CCTV) dari Simpang Gendengan hingga barat Kota Solo.
Busroni mengatakan telah memeriksa sebanyak empat orang saksi yang berada di tempat kejadian perkara (TKP). Ia mengaku kejadian tersebut menjadi momentum untuk mengevaluasi khususnya keberadaan CCTV yang dirasa belum optimal.
Dia menambahkan sarana dan prasana seperti rambu-rambu di Flyover Manahan sudah sangat lengkap. Namun, kesadaran pengguna jalan dalam kondisi akan menanjak, tikungan, dan menurun seharusnya mengurangi kecepatan bukan memacu kendaraannya.
Apabila di Flyover Manahan pada kawasan pertemuan arus dimodifikasi seperti water barrier atau pita kejut justru dapat memicu kecelakaan. Namun, hal ini akan menjadi kajian lebih lanjut bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo.
Terkait keluarga korban, kata Busrono, hak-hak seperti Jasa Raharja sudah diberikan. Saat ini yang menjadi pekerjaan rumah menyisakan pertanggungjawaban pelaku kepada keluarga korban. Keluarga korban juga telah membuka pintu untuk pelaku beriktikad baik.
Sementara itu, Kabid Lalu Lintas, Dishub Kota Solo, Ari Wibowo, mengatakan segera mengevaluasi sistem lalu lintas di Flyover Manahan termasuk apabila masih diperlukan penambahan-penambahan sarana dan prasarana.
“Baru kami kaji ulang mengingat kondisi di ruas jalan itu cukup sempit. Mungkin dipasang lampu flashing sebagai upaya peringatan tapi tunggu dulu masih dalam kajian. Rambu-rambu sudah lengkap, markah di lokasi juga ganda tidak terputus yang berarti tidak boleh keluar markah. Apabila dipasang water barrier memang melancarkan arus lalu lintas namun di sisi lain akan muncul hambatan,”ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Relokasi Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dimulai Pekan Ini
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Airlangga Sebut 66 Persen APBN 2026 untuk Program Prabowo
- Pelatih PSIM Jogja Bandingkan Libur Super League dengan Liga di Eropa
- Penguatan Desa Mandiri Budaya di Bantul Tingkatkan Ekonomi Warga
- 6 Warga Gunungkidul Meninggal karena AIDS
- Tips Cegah Serangan Jantung Saat Liburan Bersama Keluarga
- Ansor DIY Siapkan Badan Siber Hadapi Ancaman Digital
- Prabowo Janji Negara Hadir Bantu Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement



