Advertisement
6 Kecamatan di Wonogiri, Klaten, dan Magelang Alami Kekeringan Ekstrem

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG-- Enam kecamatan di Wonogiri, Klaten, dan Magelang telah mengalami kekeringan ekstrem pada musim kemarau kali ini.
Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi (Datin) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang selaku unit pelaksana teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng, Iis Widya Harmoko, mengaku hampir seluruh wilayah di Jateng sudah masuk kategori kekeringan. Kategori itu ditandai dengan minimnya curah hujan di sebagian besar wilayah Jateng.
Advertisement
“Hampir sebagian besar wilayah di Jateng sudah tidak mendapat curah hujan selama 30 hari atau dikategorikan kekeringan panjang. Tapi, yang masuk kategori ekstrem atau tidak mendapat curah hujan lebih dari 60 hari, hanya enam wilayah, yakni Kecamatan Cokrotulung di Klaten, Baturetno, Giritontro, dan Pracimantoro di Wonogiri, serta dua kecamatan lainnya di Kabupaten Magelang,” ujar Iis saat dijumpai Semarangpos.com, Rabu (3/7/2019).
Iis menambahkan kekeringan ekstrem itu kemungkinan besar akan meluas di wilayah Jateng bagian utara. Hal itu dikarenakan wilayah di sepanjang pantai utara (Pantura) banyak yang tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari.
“Kami rasa nanti akan semakin banyak lagi daerah yang mengalami kekeringan ekstrem. Apalagi, tahun ini kemarau datang lebih cepat dan panjang. Tahun lalu, pertengahan Juli baru masuk kemarau sekarang sudah terjadi sejak Juni. Dan, tahun ini kemarau kemungkinan lebih panjang. Sekitar tujuh bulan lamanya,” jelas Iis.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi, Herizal, dalam keterangan resmi yang diperoleh Semarangpos.com, menyatakan beberapa wilayah Jateng sudah mengalami hujan rendah di bawah 20 ml dalam 10 hari mendatang.
Pihaknya juga sudah mengeluarkan sinyal awal bencana kekeringan bagi delapan daerah di Jateng, yakni Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Wonogiri.
“Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, kelangkaan air bersih, dan potensi terjadinya kebakaran,” tulis Herizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
Advertisement

Jadi Tersangka Kasus TKD, Mantan Lurah Srimulyo Mengajukan Praperadilan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
Advertisement
Advertisement