Advertisement
Ditemukan Ini di Galian Kubur Kuno di Sragen

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN--Para arkeolog dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran yang ditugaskan pada kegiatan ekskavasi di Dusun Toho. Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah.
Mereka menggali tanah berukuran 2m x 3m dengan kedalaman sekitar 40 cm. Di tanah itu terdapat dua benda menyerupai kubur kuno.
Advertisement
Di sekitarnya terdapat beberapa artefak seperti pecahan periuk atau gerabah yang terbuat dari tanah liat. Dengan penuh kehati-hatian, arkeolog bernama Pipit Meilinda ikut mengeruk tanah dengan bantuan batang bambu. Ada kalanya Pipit menggunakan tusuk gigi untuk mengikis tanah yang menempel pada artefak tersebut.
Demi menjaga benda cagar budaya yang tersimpan di dalam tanah itu tidak rusak, penggalian tanah sengaja dilakukan menggunakan potongan batang bambu yang dibuat lancip pada bagian ujungnya. Linggis, cetok, dan wangkil hanya digunakan untuk menggali tanah keras di sekitarnya yang tidak ditemukan potensi adanya artefak.
“Gerabah atau periuk ini sudah sangat rapuh. Oleh karenanya harus sabar dan ekstra hati-hati supaya benda itu tidak rusak. Tanah itu harus digali menggunakan batang bambu. Penggunaan peralatan dari besi hanya seperlunya saja,” ujar Pipit kala berbincang dengan Solopos.com di lokasi.
Kegiatan ekskavasi tersebut dimulai sejak Minggu (24/2/2019). Selain di Dusun Toho, kegiatan ekskavasi juga dilakukan di Desa Dung Banteng, Desa Bukuran. Selama tiga hari ekskavasi di Dusun Toho, tim arkeolog menemukan dua benda menyerupai bekas kuburan manusia.
Kuburan kuno itu bisa dikenali dari tektur tanah yang berbeda dengan sekelilingnya. Tekstur tanah bekas kuburan kuno itu berwarna cokelat dengan bercak putih dan merah. Berbeda dengan tekstur tanah di sekitarnya yang berwarna cokelat kehitaman layaknya tanah liat.
Sejumlah pecahan gerabah atau periuk yang sudah menyatu dengan tanah berada di sekitar dua kubur kuno tersebut. “Kuburan yang di dalamnya ditemukan sejumlah benda-benda berharga seperti emas, manik-manik, gerabah, atau periuk dan lain sebagainya itu merupakan tradisi peninggalan zaman megalitikum. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan istilah Kubur Buddha,” jelas Ketua Tim Peneliti, Haris Rahma Nendra, saat ditemui Solopos.com di lokasi.
Meski menemukan gerabah atau periuk di sekitar kubur kuno itu, tim arkeolog tidak menemukan bekas jasad manusia di dalamnya. Sejauh ini tim arkeolog belum bisa mengambil kesimpulan terkait belum adanya temuan bekas jasad manusia tersebut.
“Apakah tulang belulang itu sudah terurai menjadi tanah? Kami tidak tahu. Belum ada penelitian tentang itu sehingga kami belum bisa menyimpulkan. Yang jelas, baru benda-benda ini yang kami temukan,” ujar Haris.
Kegiatan ekskavasi ini akan berlangsung hingga Selasa (5/3/2019) mendatang. Hasil temuan dari ekskavasi nantinya akan menjadi bahan penelitian tim arkeolog di laboratorium BPSMP Sangiran.
“Hasil dari penelitian ini akan memperkuat nilai-nilai warisan kebudayaan di situs Sangiran. Selama ini, situs Sangiran lebih dikenal sebagai situs manusia purba. Hasil penelitian ini membuktikan adanya tradisi warisan budaya setelah prasejarah atau kehidupan yang lebih modern daripada zaman purba. Kemungkian di awal Masehi,” jelas Kepala BPSMP Sangiran, M. Hidayat.
Sebagaimana diinformasikan, kuburan kuno terdeteksi di lima desa wilayah Sragen. Kelima desa itu yakni Desa Bukuran, Desa Tegalombo, Desa Krikilan, dan Desa Ngebung di Kecamatan Kalijambe, dan Desa Manyarejo di Kecamatan Plupuh. Tim arkeolog kini tengah melakukan ekskavasi untuk menguak kuburan kuno tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement