Advertisement

Orangtua di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini Ini Ingin Anaknya Kelak Jadi TNI

Newswire
Rabu, 20 Februari 2019 - 10:17 WIB
Sunartono
Orangtua di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini Ini Ingin Anaknya Kelak Jadi TNI Ilustrasi ambulans TNI mengevakuasi jenazah Serda Handoko, korban penembakan di Nduga, Papua, Rabu (5/12/2018). - ANTARA FOTO/Evarianus Supar

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Berkat ketulusan Satgas Pamtas dalam membantu kesulitan masyarakat, banyak orangtua di perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini menginginkan anaknya menjadi anggota TNI. Hal itu sebagaimana disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif PR 328/DGH Mayor Inf Erwin Iswari.

Ia mengatakan, contohnya Geri, 29, warga Kampung Mosso, yang telah lima tahun menantikan sang buah hati. Anggota Satgas bernama Kopda Devry membantu Geri bersama istrinya pada 26 Desember melahirkan sang anak sekira pukul 03.00 WIT dini hari.

Advertisement

"Sekitar jam tersebut di sini belum ada orang yang bangun maupun sarana transportasi, sementara istri saudara Geri melahirkan sang bayi tanpa pertolongan orang lain," ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, di Muara Tami, Papua, Selasa (19/2/2019).

"Saat itu, Kopda Devry diminta tolong oleh saudara Geri," imbuh Erwin.

Akibat keterbatasan peralatan, maka Kopda Devry segera mengevakuasi ibu dan anak dengan menggunakan kendaraan yang ada di Satgas ke puskesmas terdekat.

"Atas seijin Bintara Kesehatan Kompi [Bakes Ki] A, akhirnya ibu dan anak yang kemudian diberi nama Messi berhasil dievakuasi dan dirawat secara layak di puskesmas terdekat," ucapnya.

Dua bulan berselang, lanjut Erwin, untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi Messi, beberapa anggota Satgas (pimpinan Kapten Chk Ghesa Hiastra) mengunjungi mereka di rumahnya.

"Di rumahnya yang sangat sederhana, Geri dan keluarga menyambut hangat dan gembira kedatangan anggota Satgas," tutur Erwin.

"Dari hasil pengamatan ketika itu, seluruh anggota Satgas turut gembira dan bahagia, karena ibu dan anak dalam keadaan sehat walafiat," tambah lulusan Akmil 2002 ini.

Sementara saat dihubungi, Ghesa menyampaikan bahwa kedatangan mereka memang ingin mengetahui perkembangan kondisi si mungil Messi dan sang ibu.

"Apalagi Messi merupakan anak semata wayang mereka, maka kami pun terdorong untuk mengetahui perkembangannya," ujar Ghesa.

"Sebelumnya juga diterima laporan bahwa di rumah Pak Geri ini tidak ada penerangan yang memadai, maka sebagi gantinya kita pasangkan listrik pengganti lampu teplok yang selama ini mereka gunakan," imbuhnya.

Geri sendiri menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan untuk keluarganya. "Kami sangat senang, dan kami tidak rela kalau nanti mereka [anggota Satgas] selesai tugas meninggalkan kami," ungkap Geri yang sehari-hari menafkahi keluarganya dari hasil tani.

"Cinta dan sayang kami sudah melekat dengan Satgas, dan berharap kalau besar nanti Messi bisa menjadi TNI seperti bapak-bapak di sini," ucapnya.

Dengan adanya listrik di rumah, kini si mungil bayi Messi merasakan kehangatan dan kegembiraan di rumahnya. Ke depannya ia diharapkan bisa belajar dengan baik untuk meraih cita-cita bapaknya, yaitu menjadi anggota TNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ini Rencana Pemda DIY Setelah TPA Piyungan Ditutup

Jogja
| Selasa, 23 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement