Advertisement

Soal Pria Menikah Bisa Jadi Pastor, Paus: Harus Ada Kajian Teologi

Newswire
Selasa, 29 Januari 2019 - 05:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Soal Pria Menikah Bisa Jadi Pastor, Paus: Harus Ada Kajian Teologi Paus Fransiskus - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, VATIKAN--Paus Fransiskus mengesampingkan semua peluang bahwa dia akan mengubah aturan-aturan Katolik Roma mengenai hidup selibat para pastor. Paus menegaskan kembali sikapnya yang terbuka pada kajian lebih lanjut tentang kemungkinan penahbisan pria dewasa yang menikah untuk perkecualian di daerah terpencil yang mengalami kelangkaan pastor.

"Secara pribadi saya kira selibat merupakan karunia bagi gereja. Saya tidak dalam persetujuan [dengan mereka yang berkata], perkecualian selibat harus diizinkan," katanya dalam perbincangan dengan para wartawan di dalam pesawat yang membawanya pulang ke Vatikan dari Panama , Minggu (27/1/2019), , Minggu.

Advertisement

Para pendukung wacana yang mengizinkan pernikahan dan hidup berkeluarga bagi pastor mengatakan langkah tersebut akan menarik lebih banyak pria untuk mendapat sakramen imamat. Sebagian mengatakan bahwa melaksanakan selibat bisa dihubungkan dengan kasus-kasus penyelewengan seksual oleh para pastor.

Namun mereka yang menentang mengatakan bahwa dengan hidup selibat, membuat para imam bisa mengabdikan diri sepenuhnya untuk gereja. Hidup berselibat bagi para pastor tidak sepenuhnya dilaksanakan hingga abad 12. Ketentuan tersebut bukan doktrin resmi gereja sehingga dapat diubah.

Meskipun demikian, bapa suci berusia 82 tahun itu memastikan bahwa dirinya bukan orangnya yang akan melakukannya. "Keputusan saya adalah 'tidak' untuk pilihan selain selibat. Itulah yang saya pikir. Saya tidak akan melakukan, ini sudah jelas. Apakah saya kolot? mungkin. Tapi saya rasa bahwa saya tidak akan membuat keputusan ini mendahului kehendak Tuhan," katanya.

Pastor untuk gereja Ortodok diperkenankan menikah juga di gereja-gereja protestan dan Gereja Timur serta Anglikan. "Pertanyaannya adalah apakah kemungkinan bisa diberikan di tempat-tempat yang mengalami hambatan kekurangan pastor, saya tidak mengatakan bahwa kita harus melaksanakannya, tetapi harus ada kajian teologi mengenai ini," ujarnya.

Paus mengungkapkan persoalan kekurangan para imam katolik di beberapa tempat terpencil misalnya di Kepulauan Pasifik dan Amazon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement