Advertisement
Ratna Sarumpaet Mengeluh Tak Bisa Makan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Aktivis Ratna Sarumpaet tak hanya mengeluh tak bisa berolahraga saat di tahanan, belakangan ia juga mengeluh tak bisa makan.
Polisi gagal memeriksa aktivis sosial Ratna Sarumpaet karena mengeluh sakit, Senin (22/10/2018). Wajah Ratna tampak terlihat pucat ketika kembali dibawa polisi ke Rumah Tahanan Polda Metro Jaya sekitar pukul 15.35 WIB.
Advertisement
"Ya [batal diperiksa]," kata Ratna singkat.
Kepada wartawan, Ratna mengeluhkan karena tidak bisa mengonsumsi makanan selama di penjara.
"Nggak bisa makan saja," kata dia.
Menurut pantuan Suara.com-jaringan Harianjogja.com, Ratna yang mengenakan baju tahanan Polda Metro Jaya warna oranye terlihat membawa tempat minum dan bungkusan plastik berwarna putih.
Ratna terlihat hanya menganggukan kepala untuk memberikan isyarakat jika kondisinya kurang sehat ketika turun dari tangga gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Sejatinya, polisi akan meminta keterangan Ratna soal operasi plastik yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika.
Diketahui, kebohongan Ratna soal klaim penganiayaan terungkap setelah polisi menemukan fakta-fakta jika Ratna babak belur karena akibat operasi sedot lemak di bagian wajah.
"Garis besar pemeriksaannya berkaitan dengan operasi, jadi masih ada tidak kesesuaian antara keterangan dari bu Ratna. Jadi misalnya berkaitan dengan operasi pertama, kedua, dan pembiayaan darimana itu masih perlu tambahan pemeriksaan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, siang tadi.
Ratna Sarumpaet sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyebaran berita hoaks di media sosial. Buntut dari drama penganiayaan itu juga telah menyeret Ratna ke penjara. Polisi meringkus Ratna Sarumpaet saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten pada Kamis (4/10/2018) malam.
Dalam kasus ini, Ratna dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 46 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ledakan di Gaza Selatan, 4 Tentara Israel Dilaporkan Tewas
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
Advertisement

Kemantren Pakualaman Berhasil Turunkan Volume Sampah Berkat Mas Jos
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
- BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis, Waspada Cuaca Ekstrem
- 20 Ribu Koperasi Merah Putih Akan Peroleh Modal, Rp3 Miliar
- DPR RI Klaim Kelangaan BBM Shell BP Hanya di Jabodetabek
- DPR RI Setujui Revisi RAPBN 2026, Belanja Negara Rp3.842,7 Trilun
- PDIP Hormati Keputusan Prabowo Ganti Kepala LKPP
Advertisement
Advertisement