Advertisement
Aturan Baru Taksi Online segera Dibuat, Kemenhub Pastikan Tak Akan Ada Penolakan dari Angkutan
Ilustrasi - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Regulasi baru terkait Angkutan Sewa Khusus atau yang lebih dikenal sebagai taksi online disiapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Regulasi baru itu disiapkan pascaputusan MA nomor 15 P/HUM/2018 tanggal 31 Mei 2018 yang membatkan beberapa pasal dalam PM 108/2017.
Advertisement
“Aturan yang baru ini dibuat akomodatif sekali,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Sabtu (24/11/2018).
Budi mengatakan sebagaimana arahan Menhub, aturan tersebut sudah mengakomodir semua pemikiran. Dengan demikian diharapkan tidak sampai digugat kembali.
BACA JUGA
"Di situ ada aplikator, ada aliansi pengemudi, korlantas juga ada dan harapan Menhub juga, tidak usah menunggu batas waktu masa transisi 90 hari (setelah putusan), beliau minta kalau bisa November atau Desember (aturan baru) sudah jalan,” ujar Budi.
Sebelumnya, kebijakan untuk mengatur angkutan sewa khusus yakni taksi online sebagai pengganti Permenhub 108/2017 ditargetkan rampung pada Oktober.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan pekan depan pihaknya akan mengundang perwakilan dari perusahaan aplikator, asosiasi driver taksi online, Organda hingga Jasa Raharja untuk membahas beleid tersebut.
Pasca Mahkamah Agung (MA) membatalkan beberapa pasal yang ada di dalam Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor UmumTidak Dalam Trayek, Kemenhub memastikan tidak akan memunculkan aturan lama seperti sebelumnya.
Salah satu poin yang dibatalkan adalah aturan mengenai sticker, sebagai gantinya Kemenhub akan menerapkan kode khusus pada taksi online. Hal ini bertujuan untuk memudahkan polisi mengetahui mana kendaraan taksi daring dan bukan.
Lebih lanjut, Budi memastikan, aturan yang tengah dibentuk ini tidak akan kembali ditolak oleh para pelaku taksi online. “Yang nggak diterima (dibatalkan MA) saya nggak usah munculkan kembali,” kata Budi, Rabu (19/9).
Dalam hal ini Budi mengaku pihaknya sudah menyiapkan draft untuk aturan baru. “Sebetulnya saya punya draf tapi saya kembalikan kepada aliansi untuk melihat mana yang tepat dan mana yang kurang tepat. Kalau memang kurang tepat saya minta alasan yang jelas. Tapi aliansi prinsipnya setuju yang kita sampaikan.”
Sementara itu, terkait beberapa pasal yang tidak dibatalkan oleh MA, Budi mengaku masih akan memberlakukan poin-poin tersebut seperti pembatasan kuota, wilayah operasi, dan tarif.
Selanjutnya mengenai jumlah kendaraan, Budi menegaskan sudah tidak bisa pengemudi yang memiliki kendaraan perorangan.
“Mereka harus berhimpun dengan koperasi atau perusahaan PT, perorangan enggak bisa lagi. Tapi atas nama kendaraan, kembali ke atas nama perusahaan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Catat Jadwalnya, SIM dan Samsat Keliling DIY Tutup Sementara
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Batas Akhir Hari Ini, 28 Provinsi Wajib Umumkan UMP 2026
- Kasus Penipuan Perusahaan, Vonis YAM Diperberat Pengadilan Tinggi
- Tekan Emisi, Kilang Pertamina Gandeng Mitra Global Kembangkan WSA
- Warga Demangan Jogja Olah Sampah Organik dengan Biopori
- JSGI Tanam Puluhan Pohon di RTHP Keparakan Kidul
- UMP DIY 2026 Resmi Diumumkan, Kulonprogo Alami Kenaikan Tertinggi
- Prabowo Bahas Kampung Haji Indonesia di Mekkah
Advertisement
Advertisement



