Advertisement
Pemda DIY Gelar Catur Sagatra, Soroti Keseimbangan Hidup
Kegiatan pelestarian budaya empat trah Mataram Islam yang digelar Kamis (26/11 - 2025).
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY kembali menggelar Catur Sagatra, agenda rutin pelestarian budaya empat trah Mataram Islam. Pada 2025, salah satu rangkaian kegiatan diwujudkan dalam bentuk seminar yang mengangkat tema “Kalyana: Olah Pikir – Olah Raga – Olah Jiwa.”
Tema tersebut menegaskan pesan bahwa kesejahteraan tidak semata-mata menyangkut aspek jasmani, melainkan juga keseimbangan lintang gumantung, yakni harmoni antara raga, rasa, dan jiwa.
Advertisement
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menjelaskan bahwa dalam pandangan budaya Mataram Islam, kesejahteraan dimaknai sebagai keselarasan raga, rasa, dan ruh, serta harmoni hubungan manusia dengan alam dan kehadiran Ilahi. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi dalam seluruh rangkaian kegiatan Catur Sagatra.
“Catur Sagatra menjadi ruang pengingat bahwa keseimbangan hidup adalah bagian penting dari warisan budaya Mataram Islam yang relevan hingga kini,” ujarnya.
BACA JUGA
Pada salah satu sesi seminar, G.R.Aj. Ancillasura Marina Sudjiwo dari Kadipaten Mangkunegaran menyoroti keterkaitan erat antara konsep wellness dengan budaya serta ritme hidup. Menurutnya, wellness dapat diterjemahkan dalam praktik sederhana yang bisa dilakukan setiap hari dan menjadi kebutuhan penting untuk menjaga kualitas hidup.
Ia menyampaikan bahwa Kadipaten Mangkunegaran telah lama memandang wellness sebagai nilai utama, meskipun istilah tersebut baru populer belakangan. Nilai-nilainya telah diwariskan oleh para leluhur.
“Serat Wedhatama karya K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV mengajarkan harmoni antara budi, rasa, dan laku sebagai jalan menuju keselarasan hidup manusia,” ungkapnya, melalui keterangan persnya Senin (15/12/2025), di Jogja.
Sejalan dengan ajaran tersebut, Mangkunegaran memaknai wellness sebagai kesegaran badan, rasa, dan pikir. Nilai itu kemudian diterjemahkan dalam berbagai program kekinian, seperti Mangkunegaran Run, movement class yang meliputi meditasi, yoga, dan tari, pengelolaan ruang hijau terbuka yang ramah komunitas, hingga pemaknaan busana sebagai lifestyle melalui penggunaan kain dan selop sebagai identitas gaya hidup lokal.
Menurutnya, wellness semakin penting di era sekarang karena generasi muda hidup dalam situasi rangsang berlebih dari media, pekerjaan, dan dinamika sosial. Kondisi tersebut menuntut adanya ruang jeda untuk merawat diri dan mengekspresikan emosi secara sehat.
Menjawab tantangan itu, Kadipaten Mangkunegaran merespons melalui berbagai program yang diselaraskan dengan nilai-nilai budaya.
“Healing adalah ruang sederhana untuk merawat diri, berjalan pelan, berkesenian, menikmati ruang, atau menjalani ritual kecil yang memberi jeda. Kedekatan dengan budaya bisa menjadi sumber ketenangan yang relevan bagi kehidupan masa kini,” ujar G.R.Aj. Ancillasura Marina Sudjiwo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Penetapan Tersangka Baru Kasus Hibah Pariwisata Sleman Dinilai Lamban
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Sita Dokumen dan Uang
- Inspektorat Gunungkidul Audit Dugaan Korupsi Kalurahan Ngunut
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Rp669 Miliar Dibongkar Bareskrim
- Polres Bantul Terjunkan 345 Personel Amankan Nataru 2025-2026
- Film Esok Tanpa Ibu Manfaatkan AI untuk Promosi Hari Ibu
- Pemda DIY Salurkan 2,4 Ton Beras untuk Mahasiswa Terdampak Bencana
- Program MBG Libatkan 40.000 UMKM sebagai Pemasok Bahan Baku
Advertisement
Advertisement




