Advertisement
Hubungan Memanas! Proyek Galangan Kapal AS-Korsel Berpotensi Gagal

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepastian dana investasi US$350 miliar yang disepakati dalam kerangka perjanjian dagang antara Amerika Serikat dan Korea Selatan mandek. Hal itu memunculkan ancaman terhadap proyek galangan kapal bersama.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (9/9/2025), Direktur Kebijakan Nasional di Kantor Kepresidenan Korea Selatan Kim Yong-beom menegaskan Seoul telah menyampaikan kepada pejabat AS bahwa mereka tidak dapat menerima syarat yang sama seperti komitmen investasi Jepang senilai US$550 miliar yang diselesaikan pekan lalu.
Advertisement
BACA JUGA: Bahlil Kirim Tim ke Lokasi Tambang Freeport yang Longsor
Alasannya, ukuran perekonomian kedua negara berbeda, ditambah potensi dampak besar terhadap pasar valuta asing. “Tanpa kesepakatan, proyek MASGA bahkan sulit untuk dimulai,” ujarnya. Hal itu merujuk pada inisiatif Make American Shipbuilding Great Again yang diusung Seoul untuk menghidupkan kembali industri galangan kapal AS.
AS telah mengajukan rancangan kesepakatan yang serupa dengan yang diterima Jepang, tetapi Seoul menegaskan tidak bisa menyetujui syarat tersebut.
“Kondisi yang dihadapi Korea Selatan dan Jepang sangat berbeda,” katanya. Ia menyinggung perjanjian currency swap Jepang dan peran yen sebagai mata uang cadangan global.
Kim menambahkan selain mekanisme pengambilan keputusan investasi dan pembagian keuntungan, isu yang lebih mendesak bagi Seoul adalah bagaimana mengamankan serta mengelola dana US$350 miliar dari pasar valuta asing.
Dana tersebut merupakan pilar utama dari perjanjian dagang yang tetap mempertahankan tarif 15% terhadap impor dari Korea Selatan. Namun, kedua negara belum sepakat mengenai mekanisme operasional dana tersebut. Bulan lalu Kim menyebut komitmen investasi itu akan lebih banyak berbentuk jaminan pinjaman ketimbang suntikan modal langsung.
Kebuntuan ini terjadi di tengah meningkatnya friksi bilateral. Penahanan ratusan warga Korea Selatan dalam penggerebekan imigrasi di pabrik baterai Hyundai Motor Co.-LG Energy Solution Ltd. di Georgia, AS. Dikhawatirkan membuat perusahaan Korea enggan menanamkan modal di Negeri Paman Sam, meski pemerintah mendorong investasi sebagai bagian dari kesepakatan dagang.
Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengimplementasikan perjanjian dagang dengan Jepang, yang menetapkan tarif maksimum 15% untuk sebagian besar produk asal Negeri Sakura. Kesepakatan itu, termasuk komitmen investasi, dicapai sejak Juli lalu, tetapi baru difinalisasi setelah perundingan panjang antara Washington dan Tokyo.
Sebuah nota kesepahaman menunjukkan bahwa impor Jepang berpotensi menghadapi tarif lebih tinggi jika Tokyo tidak memenuhi komitmen pendanaan yang dipilih Trump.
Trump belum meneken perintah eksekutif untuk menurunkan tarif otomotif bagi Korea Selatan sesuai kesepakatan, sehingga kedua negara masih menggelar pembahasan teknis tindak lanjut dari perjanjian Juli lalu.
“Industri otomotif memang penting, begitu juga penyelarasan tarif. Namun angka US$350 miliar bisa menjadi guncangan besar bagi seluruh perekonomian kami, sehingga kami tidak bisa terburu-buru hanya demi mendapatkan pemangkasan tarif di sektor otomotif,” kata Kim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPOM Telusuri Temuan Mi Instan Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
- Hore, Bansos Beras 10 Kg Dilanjutkan hingga Desember 2025
- Presiden Prabowo Temui Emir Qatar Setelah Israel Serang Doha
- PBB Ingatkan Tepi Barat Terancam Terbelah akibat Permukiman Israel
- BPBD Bali Sebut Hingga Pagi Ini Ada 19 Orang Meninggal Dunia
Advertisement
Jadwal Layanan Perpanjangan SIM di Kulonprogo 13 September 2025
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Trump: Siapapun yang Menyerang AS Kami Buru dan Hancurkan
- Gaji PPPK Paruh Waktu 2025, Jakarta Tertinggi dan Jateng Terendah
- Agen Tenaga Kerja Asing Beri THR ke Pegawai Kemnaker Pakai Duit Korupsi
- Istri eks PM Nepal Masih Hidup dan Dirawat Intensif
- 46 Orang Tewas Akibat Serangan Udara dari Irael ke Wilayah Yaman
- Begini Ciri dari Terduga Pelaku Penembakan Charlie Kirk
- Peserta JKN Wajib Jalani Skrining Riwayat Kesehatan
Advertisement
Advertisement