Advertisement

Tolak Anggaran Negara, Polisi Tangkap 675 Demonstran di Paris

Newswire
Jum'at, 12 September 2025 - 18:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Tolak Anggaran Negara, Polisi Tangkap 675 Demonstran di Paris Jalanan diblokade dengan tong sampah saat terjadi aksi unjuk rasa di Paris, Prancis, Rabu (10/9/2025). Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan protes "Bloquons tout" (Mari kita blokir semuanya) yang berniat menentang kebijakan pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron. ANTARA FOTO/Xinhua/Aurelien Morissard - nym

Advertisement

Harianjogja.com, PARIS—Kepolisian Prancis menahan 675 orang, termasuk 280 orang di Paris, menyusul demonstrasi "Bloquons Tout" (Blokir Semuanya) untuk menolak reformasi anggaran negara.

Berdasarkan laporan televisi Prancis BFM TV pada Kamis (11/9/2025), sebanyak 549 orang ditangkap polisi menyusul sejumlah insiden yang terjadi pada Rabu (10/9/2025) hingga Kamis.

Advertisement

BACA JUGA: 200 Ribu Warga Prancis Lakukan Aksi Protes

Kepala kepolisian Paris Laurent Nunez mengatakan bahwa penahanan kembali terjadi usai bentrokan di ibu kota Prancis, terutama di Place des Fetes. "Pagi ini kami menangkap 280 orang, termasuk sejumlah besar yang sudah ada dalam tahanan polisi," kata Nunez kepada media CNews-Europe 1, sembari menambahkan bahwa 164 orang masih ditahan hingga Kamis pagi.

Nunez menyatakan demonstrasi tersebut sebagai sebuah "kegagalan" karena pemblokiran tak terjadi, meski tidak sedikit upaya memblokir jalan dilakukan.

Pihaknya mencatat sekurangnya 10 upaya pemblokiran jalan lingkar Paris yang gagal, penyerbuan stasiun kereta Gare du Nord yang juga gagal, serta adanya aksi sporadis di sekolah menegah dan terminal bus.

Ketua Senat Prancis Gerard Larcher, kepada media BFMTV-RMC, juga menyebut demonstrasi tersebut "gagal".

Meski demikian, unjuk rasa berskala kecil masih berlangsung hingga Kamis, begitu juga dengan adanya blokade di Nantes dan Universitas Sciences Po di Paris yang segera dicegah pihak kepolisian.

Nunez menegaskan bahwa pihaknya akan mempertahankan "tekad yang sama, kewaspadaan yang sama, dan doktrin yang sama" dalam mencegah blokade terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu, sejumlah serikat pekerja telah menyerukan gelombang baru demonstrasi di seantero Prancis, termasuk unjuk rasa di Paris, pada 18 September.

Rute protes tersebut masih belum dipastikan karena kepolisian belum menyetujui titik akhir unjuk rasa yang diajukan.


Rencana Anggaran Prancis

Protes oleh gerakan akar rumput yang dimulai di media sosial ini menyerukan warga untuk "memblokade semuanya" pada 10 September demi menghentikan semua kegiatan di Prancis sebagai bentuk protes terhadap rencana APBN yang diajukan Francois Bayrou saat menjadi perdana menteri.

Gerakan tersebut diinisiasi oleh sebuah kelompok daring kecil "Les Essentiels" yang menyerukan supaya "pada tanggal 10, kita blokade semuanya, bukan untuk kabur, untuk berkata tidak". Gerakan ini mendapat momentum usai partai kiri-ekstrem La France Insoumise (LFI) menyatakan dukungannya.

Organisasi serikat buruh Prancis juga menyerukan mobilisasi massa pada 18 September mendatang untuk menolak usulan APBN Bayrou.

Ketegangan politik semakin membuncah di Prancis usai Francois Bayrou gagal mempertahankan pemerintahannya akibat kalah dalam mosi percaya di Majelis Nasional Prancis pada Senin (8/9).

Bayrou, yang telah mengajukan kerangka anggaran negara sejak Juli lalu, berupaya menggaet dukungan terhadap rencana penghematan anggaran hingga 44 miliar euro demi menekan utang negara yang saat ini mencapai 113 persen dari pendapatan domestik bruto nasional.

Presiden Emmanuel Macron kemudian menunjuk menteri pertahanan Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri baru pada Selasa (9/9).

Lecornu ditugaskan untuk berkonsultasi dengan partai-partai politik sebelum membentuk pemerintahannya. Prancis saat ini menghadapi defisit anggaran sebesar 5,8 persen, salah satu yang tertinggi di Uni Eropa.

Negosiasi APBN telah menjadi sumber utama ketegangan antara faksi politik di Prancis. Kegagalan meraih kesepakatan dalam APBN 2025 menyebabkan ambruknya pemerintahan Michel Barnier Desember lalu setelah baik partai sayap kanan maupun kiri sepakat mendukung mosi tidak percaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ribuan Batang Rokok Ilegal Disita di Sleman, Ada yang dari Luar Negeri

Ribuan Batang Rokok Ilegal Disita di Sleman, Ada yang dari Luar Negeri

Sleman
| Jum'at, 12 September 2025, 21:47 WIB

Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot

Wisata
| Rabu, 10 September 2025, 18:22 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement