Advertisement
IHSG Hari Ini: Ada Sentimen Tarif Impor Trump, Rawan Aksi Penjualan Besar-besaran
Ilustrasi. - Bisnis Indonesia/Felix Jody Kinarwan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diprediksi akan mendapatkan tekanan dengan aksi sell-off atau penjualan besar-besaran pada perdagangan seusai libur Lebaran, Selasa (8/4/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mengalami penguatan 0,59% ke level 6.510,62 pada perdagangan sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025). Akantetapi, IHSG mengalami pelemahan 8,04% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sepanjang kuartal I/2025. IHSG akan memulai perjalanannya kembali pada kuartal II/2025 selepas libur Lebaran hari ini, Selasa (8/4/2025).
Advertisement
BACA JUGA: IHSG Hari Ini Diperkirakan Rebound
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG rawan aksi sell-off pada perdagangan hari ini, sebagai penyesuaian pasar terhadap isu-isu global selama libur Lebaran. "IHSG diperkirakan menutup gap di 6.240-6.320, sebelum menguji support 6160. Jika pelemahan masih berlanjut, critical support berikutnya berada di rentang 5.950-6.000," ujar Valdy sebagaimana dilansir Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Selasa (8/4/2025).
Kepanikan pasar akan menjadi pemicu utama aksi sell-off tersebut seiring dengan mencuatnya kebijakan tarif impor AS yang memicu kekhawatiran perang dagang.
Sebagaimana diketahui, tarif impor AS telah resmi diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada Rabu pekan lalu (2/4/2025). Seluruh negara diganjar tarif impor 10%, sedangkan beberapa negara turut dikenakan tarif resiprokal (reciprocal tariffs) lebih tinggi berdasarkan hambatan perdagangan dengan AS.
BACA JUGA: Pakar Sebut Penyebab IHSG Mengalami Penurunan Hari Ini
Indonesia termasuk negara yang dikenakan reciprocal tariff cukup besar oleh AS di angka 32%. Pemerintah Indonesia pun merespons dengan pendekatan negosiasi bilateral dan mengutus delegasi tingkat tinggi ke AS.
Beberapa hal akan ditawarkan adalah ratifikasi perjanjian dagang dan investasi, deregulasi kebijakan selain tarif, peningkatan impor dan investasi dari AS serta sejumlah insentif untuk mendukung impor dari AS, termasuk penurunan bea impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
TKD Berkurang, Anggaran Kunker DPRD Gunungkidul Dipangkas Rp14 Miliar
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pasukan Perdamaian PBB Diserang Israel di Lebanon
- Kecelakaan di Tol Pemalang Tewaskan 4 Orang, Bus Tak Layak Jalan
- LMKN dan Kementerian Komdigi Bahas Kepatuhan Platform Digital
- Brigadir Polisi Bayu Terbukti Terima Suap Proyek DAK, Divonis 5 Tahun
- PSS Sleman vs Persipura Dibuka untuk 10 Ribu Penonton
- Presiden Prabowo dan Panglima TNI Bahas Pengiriman Pasukan ke Gaza
- Angka Stunting Masih Tinggi, Pengaruhi Kualitas SDM
Advertisement
Advertisement



