Advertisement

Inilah Penyebab Petaka Banjir Bekasi

Newswire
Rabu, 05 Maret 2025 - 09:57 WIB
Jumali
Inilah Penyebab Petaka Banjir Bekasi Banjir yang melanda Bekasi, Jawa Barat merendam ratusan rumah warga yang sebagian besar kosong, Sabtu (13/4/2024). - Harian Jogja - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pada Selasa (4/2/2025) dini hari, ketika jarum pendek jam menunjuk angka 2, air sungai meluap membawa serta lumpur pekat berwarna cokelat, menerjang permukiman warga tanpa ampun.

Bau tanah basah dan lumpur yang menyengat menyatu dengan suara arus deras Kali Bekasi yang mengalir ganas. Tepat selepas adzan Subuh, mayoritas rumah di Pondok Mitra Lestari, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai menyisakan ujung atapnya yang nyaris tenggelam.

Advertisement

BACA JUGA: Banjir Bekasi: 20 Titik dan Tujuh Kecamatan Terdampak

Arus deras air setinggi lebih dari dua meter itu menyapu segala yang dilewatinya—perabotan rumah tangga, kendaraan, hingga hewan ternak di perkampungan sekitar yang tak sempat diselamatkan.

Beberapa warga di Jalan Pinus yang berhasil menyelamatkan diri terlihat bertahan di genting, menggigil dalam ketakutan sambil menanti pertolongan.

Di atas atap rumah yang hampir tenggelam itu, seorang bocah 9 tahun bertahan bersama kedua orang tuanya di bawah guyuran hujan deras. Bajunya lusuh, tubuhnya gemetar kedinginan.

Ia menengadahkan wajahnya ke langit, membuka mulut untuk menampung air hujan dan menelannya untuk menghilangkan haus. Sudah 6 jam dia terisolasi.

Di sekelilingnya, banjir membawa puing-puing dan barang-barang yang hanyut. Umumnya, adalah barang yang tersimpan di teras rumah, seperti alas kaki, galon, pot tanaman, hingga kursi dan meja taman.

Bertahan di atap rumah memang satu-satunya pilihan bagi mereka agar bisa bertahan hidup, ketimbang mati konyol karena debit air kian meninggi memenuhi seisi rumah hingga menyentuh plafon.

"Pintu rumah sudah tidak bisa dibuka lagi. Arus airnya terlalu tinggi, didorong juga berat," kata Sahl, nama dari bocah yang saat itu terjebak banjir di dalam rumah.

Bencana terburuk

Sekitar 3,5 jam sebelum petaka terjadi, Pengurus Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) sebenarnya sudah menerbitkan peringatan dini banjir setelah tinggi muka air (TMA) Sungai Cileungsi mencapai 400 cm (siaga 1) pada pukul 23.00 WIB.

Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir di wilayah-wilayah yang dilalui aliran sungai, mulai dari Jembatan Wika, Cileungsi, Bogor, hingga ke Laut Muaragembong, Kabupaten Bekasi.

Menurut KP2C, air diperkirakan akan mencapai titik pertemuan Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas di Kali Bekasi pada pukul 02.00 WIB. Warga yang berada di bantaran sungai diimbau untuk segera mengambil langkah kesiapsiagaan, seperti menaikkan barang berharga, memindahkan kendaraan ke tempat yang lebih tinggi, serta mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Pukul 00.02 WIB, salah satu kamera CCTV di pos pantau Cileungsi beserta lampunya hanyut terbawa arus deras Sungai Cileungsi. Insiden ini menandakan bahwa TMA Sungai Cileungsi telah melampaui 500 cm dari ambang batas 100 cm, kondisi yang serupa dengan peristiwa banjir besar yang meluluhlantakan bantaran pada 1 Januari 2020.

Menurut laporan KP2C, sekitar pukul 23.40 WIB, TMA Sungai Cileungsi terpantau naik drastis hingga mencapai 500 cm, disertai arus yang sangat deras. Tak lama setelahnya, kamera CCTV di pos pantau Cileungsi hilang dari pantauan, diduga kuat hanyut terbawa arus.

Kenaikan TMA Sungai Cileungsi dan Kali Bekasi telah menyebabkan banjir yang meluas serta melumpuhkan sejumlah wilayah di Kabupaten dan Kota Bekasi. Di Kabupaten Bogor, perumahan Vila Nusa Indah 1 dan Vila Nusa Indah 2 terdampak banjir akibat luapan sungai.

Di Kota Bekasi, beberapa perumahan mengalami banjir dengan ketinggian air bervariasi. Perumahan Jaka Kencana terendam air setinggi 3 meter, sementara Perumahan Depnaker mengalami banjir dengan ketinggian 1,5 meter. Perumahan Bumi Satria Kencana juga terdampak dengan ketinggian air mencapai 1,1 meter.

Selain itu, wilayah lain seperti Gang Mawar RT8 RW3 di Kecamatan Bekasi Timur mengalami banjir setinggi 3 meter, dan Kampung Lebak, Kelurahan Teluk Pucung di Kecamatan Bekasi Utara terendam air setinggi 1,8 meter.

Di Kecamatan Jatiasih, perumahan Bumi Nasio Indah terendam air setinggi 1,2 meter, sementara Perumahan Jatiluhur, Perumahan Buana, dan Perumahan Graha Indah masing-masing mengalami banjir dengan ketinggian 1,5 meter. Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) dan Villa Jatirasa mengalami banjir parah dengan ketinggian air mencapai lebih dari 3 meter.

Pusat perniagaan hingga akses Jalan Utama Ahmad Yani, Bekasi Selatan - yang menjadi nadi ekonomi dan pusat perbelanjaan di Kota Bekasi dilaporkan lumpuh setelah turut direndam banjir.

"Dari 12 kecamatan, yang terdampak di Kota Bekasi itu delapan kecamatan. Dan hari ini, Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa," kata Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dalam pernyataannya di Bekasi, Selasa (5/3).

Banjir yang melanda Kota Bekasi saat ini dinilai sebagai yang terburuk sejak 2016 dan 2020, dengan ketinggian air mencapai 8 meter akibat kenaikan permukaan air di Kali Bekasi.

Pengaruh bendung

Bendung Bekasi di Jalan M. Hasibuan, Bekasi Selatan, menghadapi situasi kritis akibat debit air yang melebihi kapasitas tampungnya. Dikabarkan, bahwa kapasitas maksimal bendungan peninggalan Belanda ini adalah 1.000 meter kubik per detik, namun saat itu debit air mencapai 1.100 meter kubik per detik.

Kondisi ini memaksa pihak pengelola dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) untuk membuka pintu air guna mengurangi tekanan, yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air di wilayah hilir.

Selain itu, pompa air yang biasanya berfungsi untuk mengendalikan volume air, untuk sementara tidak dioperasikan. Akibatnya, kemampuan sistem pengendalian banjir menurun, meningkatkan risiko banjir di area sekitar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi melaporkan bahwa TMA Kali Bekasi telah mencapai puncaknya pada pukul 06.30 WIB, dengan ketinggian 875 cm, jauh melebihi batas maksimal 350 cm.

Sebagai perbandingan, banjir kali ini boleh jadi sebagai yang terparah jika dibandingkan situasi yang sama di awal 2020. Saat itu, TMA yang meluap berada di kisaran 750 cm.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, telah memantau kondisi bendungan dan memastikan pengaturan pintu bendungan untuk mengantisipasi kenaikan debit air. Diprediksi beberapa wilayah di Kota Bekasi, terutama yang berdekatan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi, mengalami banjir akibat hujan deras dan kiriman air dari Bogor.

Hingga hari ini, Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama dengan otoritas terkait telah mengerahkan tim evakuasi dan menyiapkan posko-posko pengungsian bagi warga terdampak.

Banjir besar yang melanda Kota Bekasi kali ini menjadi pengingat betapa rentannya wilayah bantaran sungai terhadap ancaman luapan air.

Meski peringatan dini telah diberikan, derasnya aliran air dari hulu, buruknya sistem pengendalian banjir, serta kapasitas bendungan yang terbatas membuat bencana ini sulit dihindari.

Warga yang terdampak kini menghadapi kenyataan pahit, rumah dan harta benda mereka hancur, sementara kebutuhan dasar di pengungsian harus segera terpenuhi.

Upaya evakuasi masih terus dilakukan, dan posko-posko bantuan mulai didirikan untuk menampung korban banjir. Namun, lebih dari sekadar bantuan darurat, kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengevaluasi sistem mitigasi bencana secara menyeluruh.

Jika tidak ada langkah nyata untuk memperbaiki infrastruktur dan memperketat pengawasan tata ruang, banjir serupa, atau bahkan yang lebih buruk, hanya tinggal menunggu waktu untuk kembali terulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal SIM Keliling Hari Ini Kamis 6 Maret 2025 di Bantul

Jogja
| Kamis, 06 Maret 2025, 01:37 WIB

Advertisement

alt

Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial

Wisata
| Jum'at, 28 Februari 2025, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement