Advertisement
Kemenkes Laporkan 80 Persen Produk Kesehatan Indonesia Produk Impor

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Dari sebanyak 56.000 alat kesehatan yang memiliki izin edar di Indonesia hanya 20% yang diproduksi dalam negeri. Artinya 80% sisanya diproduksi di luar negeri atau impor, di bawah izin edar dalam negeri.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalucia mengatakan meskipun masih kecil, dari segi penyerapan alkes dalam negeri melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) naik.
Advertisement
“Dari tahun 2019 sampai tahun 2024 ini pengadaan melalui LKPP untuk AKD [alat kesehatan dalam negeri] itu sebesar 48 persen dari 19 persen meningkat menjadi 48 persen karena kami selalu di absen LKPP terkait dengan penyerapan alat kesehatan produksi dalam negeri,” kata Lucia dalam Launching Ventilator Savina 300 ID di Cikarang, Kamis (19/6/2025).
Kendati demikian, dia melihat kondisi tersebut belum memuaskan lantaran produksi alkes lokal yang masih minim. Terlebih, produsen dan distributor alkes dalam negeri juga tercatat hanya 800 pabrikan dan 5.600 distributor.
“Jadi komposisinya juga masih sangat jauh inilah yang menjadi program yang harus kami kejar untuk menuju ketahanan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan,” tuturnya.
BACA JUGA: Demo Sopir Truk ODOL Juga Terjadi di Delangu Klaten, Diikuti Ratusan Orang
Dalam hal ini, dia pun menyambut kedatangan investor alkes baru dari Jerman, Drager yang membawa produk ventilator atau alat bantu pernapasan berteknologi canggih untuk diproduksi dalam negeri.
Drager Indonesia membawa produknya yakni Savina 300 ID dengan kapasitas produksi mencapai 540 unit per tahun yang dirakit di pabrik PT PHC Indonesia di kawasan Cikarang.
“Kita tahu bahwa di industri alat kesehatan ini, ini potensi bisnisnya sangat-sangat besar, kira-kira US$9,1 miliar alat-alat medis yang diimpor seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam kesempatan yang sama.
Dia mengingatkan, kala pandemi Covid-19 berlangsung lebih dari 70.000 ventilator dibutuhkan dan banyak negara yang mengalami krisis alat-alat kesehatan, termasuk Indonesia.
Untuk itu, dia pun berharap akan ada investor alat kesehatan lainnya yang bisa memproduksi untuk memasok kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bila Digunakan untuk Judol, Pemerintah akan Hentikan Bansos
- KPK Periksa Kepala BPKH Soal Penyelidikan Kasus Kuota Haji
- Operasi Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diperpanjang Tiga Hari, 25 Penumpang Masih Belum Ditemukan
- Kemendagri Minta Tambahan Anggaran Rp3,14 Triliun di 2026 untuk Dukung Program Perioritas Presiden
- Kronologi Penemuan Diplomat Kemlu Asal Jogja yang Meninggal secara Mengenaskan di Indekosnya
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Rabu (9/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Utusan The Zayed Foundation ke Peron, Ingin Kembangkan Pasar Alpukat-Gula Aren
- Dana PIP 2025 Bisa Dicairkan Melalui Dua Cara, Ini Detailnya
- Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook, Nadiem Makarim Hari Ini Kembali Dipanggil Kejagung
- Dua Jenazah Ditemukan Tim SAR, Diduga Korban Kecelakaan Kapal Tunu, Jarak 20 Mil dari Lokasi
- Ratusan Orang Ikut Seleksi Kualitas Calon Anggota Komisi Yudisial 2025-2030
- Polemik Surat Permintaan Pengawalan Istri Menteri UMKM di Eropa, KPK Sebut Masih Pelajari Dokumen
- Polisi Bunuh Polisi di Gili Trawangan, Penyidik Tahan 2 Perwira Berpangkat Kompol dan Ipda
Advertisement
Advertisement