Advertisement
KJRI Upayakan Pemulangan 7 Jenazah TKI dari Malaysia

Advertisement
Harianjogja.com, MALAYSIA—Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah hingga Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Nusa Tenggara Barat untuk mengupayakan pemulangan tujuh jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal karena kecelakaan di Sarawak.
Konsul Jenderal (Konjen) RI Kuching Raden Sigit Witjaksono mengatakan menerima laporan dari Ibu Pejabat Polis Daerah Sarikei pada Rabu (21/11) lalu bahwa telah terjadi kecelakaan lalu lintas di KM 448 Jalan Betong-Meradong, Sarikei, Sarawak, yang melibatkan dua kendaraan jenis Perodua Alza dan Toyota Hilux.
Advertisement
BACA JUGA : 165 WNI Terancam Hukuman Mati, Terbanyak di Malaysia
Berdasarkan informasi Ketua Polis Daerah Sarikei Aswandy Anis, Sigit mengatakan kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 14.50 waktu setempat (pukul 13.50 WIB) di ruas jalan raya Pan Borneo itu telah merenggut delapan nyawa, di mana tujuh di antaranya merupakan WNI sedangkan seorang lagi merupakan warga lokal yang menjadi pengemudi Perodua Alza.
Ada dugaan supir kendaraan yang ditumpangi tujuh WNI asal Lombok, NTB tersebut mencoba menghindari pemeriksaan polisi karena membawa para WNI yang tidak memiliki dokumen perjalanan atau paspor, yang sebelumnya masuk melalui jalan tikus di daerah Lundu-Sematan.
KJRI Kuching telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nusa Tenggara Barat (NTB), keluarga korban dan Kepolisian di NTB.
Menurut KJRI, keluarga korban memang menginginkan tujuh jenazah korban kecelakaan lalu lintas di Sarawak itu dipulangkan ke NTB. Namun terkendala biaya.
Perusahaan atau majikan biasanya memang menjadi pihak yang bertanggungjawab memulangkan jenazah pekerjanya. Namun dalam kasus tersebut, para WNI belum mulai bekerja, sedangkan agen atau supir yang membawa mereka juga meninggal dunia.
Estimasi biaya pemulangan jenazah dari Sarawak melalui jalur udara dan darat hingga sampai di kampung halaman mereka di NTB bisa mencapai RM12.000 (sekitar Rp42 juta) per jenazah.
Ketua Polis Daerah Sarikei Aswandy Anis dalam pernyataan media mengatakan kecelakaan terjadi saat mobil Perodua Alza yang membawa tujuh WNI mencoba melarikan diri menghindari pemeriksaan aparat dan mengambil jalur berlawanan hingga akhirnya bertabrakan dengan Toyota Hilux. Kepolisian setempat masih menyelidiki kasus tersebut di bawah Pasal 41 (1) UU Angkutan Jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Warga Jepang Tumbang karena Cuaca Panas Ekstrem
- Visa Mahasiswa Internasional ke Amerika Serikat Bakal Dibuka Lagi, Syarat Wajib Tidak Boleh Menggembok Akun Medsos
- Ini Cara Melihat Pengumuman Hasil Seleksi PPPK
- Kemnaker Nilai WFA dan Jam Kerja Fleksibel ASN Pacu Produktivitas
- Tak Lagi Tercatat di DTSEN, 7,39 juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Lontarkan Abu dan Kerikil Panas, BNPB: Tak Ada Laporan Korban Jiwa
- Tukang Suap Hakim dari MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara
- Pasal tentang Impunitas Advokat Disetujui Masuk RUU KUHAP
- Menteri Perumahan Minta KPK Gunakan Lahan Rampasan Korupsi untuk Perumahan Rakyat
- Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta Dijadwalkan Diperiksa KPK Besok Kamis
- KA Ambarawa Ekspres Tabrak Truk Tangki di Pelintasan Tak Dijaga, Sopir Tewas di Lokasi Kejadian
- Sempat Tutup Akibat Owner Dipidanakan Polisi, Toko Mama Khas Banjar Kini Dibuka Menteri Maman
Advertisement
Advertisement