Advertisement

Promo November

Peringatan Dini Bencana Kini Ditampilkan di TV Digital

Rika Anggraeni
Rabu, 25 September 2024 - 17:07 WIB
Maya Herawati
Peringatan Dini Bencana Kini Ditampilkan di TV Digital Ilustrasi banjir - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) bencana kini ditampilkan melalui TV digital dan disaster prevention informatian system (DPIS). Langkah ini untuk mendukung penyebarluasan informasi dini kejadian bencana di Tanah Air.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa EWS melalui TV digital dan DPIS menjadi salah satu solusi memperkuat layanan informasi kebencanaan di Indonesia.

Advertisement

Untuk skemanya, Budi menjelaskan bahwa informasi bencana melalui DPIS akan disampaikan atau diteruskan kepada semua petugas, relawan kebencanaan atau kedaruratan dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota.

Budi menambahkan bahwa DPIS merupakan hibah dari pemerintah Jepang kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menyiapkan suatu sistem penyebaran informasi bencana dalam rangka antisipasi dan penanganan yang cepat dan optimal.

“EWS TV digital merupakan sistem penyebaran informasi bencana melalui siaran televisi digital berdasarkan kode pos di wilayah-wilayah yang terdampak bencana dan langsung bisa diakses masyarakat melalui siaran televisi digital,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (25/9/2024).

Nantinya, kata Budi, sistem EWS yang memanfaatkan jangkauan layanan TV digital bisa menjangkau sekitar 76% populasi di Indonesia.

BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Waspada Suhu Panas hingga 37 Derajat Celcius

Dia mengeklaim bahwa sistem tersebut bisa memberikan informasi langsung dari otoritas deteksi dini kebencanaan dan ditayangkan pada layar TV digital dengan mengenterupsi siaran yang ditonton oleh masyarakat.

“DPIS dan EWS TV digital yang sebentar lagi akan segera diimplementasikan ini merupakan sistem yang saling melengkapi. Dan akan mendukung sistem EWS existing melalui SMS Blasting, perlu digarisbawahi bahwa info kebencanaan ini hanya disebarkan kepada masyarakat terdampak,” terangnya.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa Kemenkominfo telah melakukan uji coba sistem EWS TV digital bersama semua penyelenggara multipleksing (MUX), vendor perangkat TV Digital serta vendor set top box (STB) yang didukung oleh kementerian dan lembaga seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulanganan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta.

Kendati demikian, Budi mengingatkan bahwa implementasi sistem informasi kebencanaan ini juga perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi secara masif.

“Karena hal ini penting agar masyarakat bisa terhindar dari segala permasalahan dalam kebencanaan, masyarakat bisa mengetahui langkah-langkah keselamatan yang harus dilakukan apabila menerima pesan peringatan dini kebencanaan di layar televisi,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto menuturkan bahwa alat sistem peringatan dini bencana alam atau EWS merupakan bantuan aplikasi dari pemerintah Jepang. Ini lantaran Indonesia memiliki kontur yang sama dengan Jepang.

“Kita [Indonesia] mirip kondisi konturnya dengan pemerintah Jepang, banyak bencana juga, bencana gempa. Sehingga kita diberikan aplikasi yang bisa digunakan untuk di Indonesia,” ungkap Wayan dalam acara Ngopi Bareng di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Peringatan bencana itu akan terhubung dengan informasi yang dimiliki BMKG, yang memiliki informasi akan sumber bencana seperti ancaman gempa megathrust, termasuk potensi tsunami.

Skemanya, sinyal peringatan bencana dari BMKG akan dikirim melalui TV, sejalan dengan langkah pemerintah yang mematikan siaran analog (analog switch off/ASO).

Selain itu, masyarakat juga akan menerima peringatan bencana melalui handphone yang terhubung jaringan 2G dan 3G.

“Kemenkominfo memberikan alert kepada set top box penyiaran yang stand by, dia langsung menjadi alarm dan alarm handphone. Langsung dia memberikan [sinyal] ada bencana. Nah, ini akan sedang dikaji oleh Direktorat pita lebar,” terangnya.

Selanjutnya, pesan peringatan bencana akan muncul dengan layar TV menampilkan warna hitam dan berdengung. Pesan itu menandakan adanya bencana sedang terjadi di Tanah Air.

“Jadi, nanti kalau yang melalui broadcast, dia langsung bentuknya alert. Sementara nanti akan ada alert, kalau posisi tv [layar menjadi] agak hitam, dia akan informasi tenggg [berdengung], bencana gempa,” jelasnya.

Menurut Kemenkominfo. langkah ini dilakukan agar tiap pemerintah daerah membangun budaya sensitif akan sinyal peringatan dini bencana alam. Sehingga, pemerintah bisa menyelematkan lebih banyak orang saat sistem itu berbunyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

BPBD Bantul Akan Dirikan Pos Banjir Longsor di Semua Kalurahan

Bantul
| Senin, 25 November 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement