Kerusuhan di Inggris Meluas Buntut Pembunuhan Tiga Anak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kerusuhan besar di Inggris semakin meluas di penjuru kota hingga Minggu (4/8/2024). Kerusuhan ini dipicu oleh aksi protes anti-imigran imbas pembunuhan tiga anak muda di barat laut Inggris.
Melansir Reuters, Senin (5/8/2024), pembunuhan tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok anti-imigran dan anti-Muslim dengan menyebarnya informasi palsu bahwa tersangka penikaman di sebuah kelas dansa anak-anak di Southport adalah seorang imigran Muslim radikal.
Advertisement
Polisi mengatakan bahwa tersangka bernama Axel Rudakubana (17 tahun) merupakan kelahiran Inggris. Namun aksi protes dari para demonstran anti-imigran dan anti-Muslim terus berlanjut dan berujung pada kekerasan, pembakaran, dan penjarahan.
Kekacauan meletus di Liverpool, Bristol, Hull dan Belfast. Terjadi perkelahian dan lemparan batu bata serta botol ketika antara demonstran anti-imigran dengan kelompok-kelompok yang menentang rasisme.
Banyak petugas polisi mengalami luka-luka ketika mereka berusaha mencegah beberapa ratus pengunjuk rasa yang sebagian besar adalah para pemuda yang meneriakkan slogan-slogan agar tidak terjadi bentrokan.
Di Liverpool, dua petugas dilarikan ke rumah rumah sakit sementara yang lain didorong dari sepeda motornya dan diserang dalam kekacauan yang melibatkan sekitar 750 pengunjuk rasa. Sedikitnya dua toko di Liverpool dirusak dan dijarah.
Pemandangan serupa juga terjadi di kota barat daya Bristol, Inggris, meskipun pengunjuk rasa anti-rasisme lebih banyak daripada kelompok anti-imigran. Di Belfast, beberapa bisnis melaporkan kerusakan pada properti dan setidaknya satu properti dibakar.
BACA JUGA: Muncul Protes Sayap Kanan, Polisi Inggris Diminta Melindungi Masjid
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut. Ia menggambarkan kerusuhan dan aksi penjarahan "premanisme sayap kanan" dan mengatakan bahwa para pelaku akan dihukum tegas.
Pada hari Minggu, ratusan pengunjuk rasa anti-imigrasi berkumpul di sebuah hotel di dekat Rotherham, Inggris utara, yang menurut menteri dalam negeri Inggris menampung para pencari suaka.
"Saya benar-benar mengutuk premanisme sayap kanan yang kita lihat akhir pekan ini," kata Starmer dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan bahwa ini adalah kekerasan kriminal dan bukan aksi protes yang sah.
"Jangan ragu, mereka yang terlibat dalam kekerasan ini akan menghadapi kekuatan hukum penuh,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Status Tersangka Firli Bahuri Segera Genap Setahun, Kapolda Metro Jaya Bilang Begini
- Pemerintah Upayakan Iuran BPJS Kesehatan untuk Pekerja Migran
- Wamen Komdigi: Potensi Transaksi Judi Online di Indonesia Capai Rp700 Triliun
- Beberkan Alasan Tetap Tersenyum Saat Jadi Tersangka, Tom Lembong Tuils Surat dari Penjara
- Hadapi Gugatan PTUN, Begini Respons Ketum Golkar Bahlil
- Wapres Gibran Ajak Anak Panti Asuhan ke Toko Buku, Tanamkan Baca Buku Sejak Dini
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Tiba di Inggris, Agenda Bertemu Raja Charles III
Advertisement
Advertisement