Advertisement
Dunia Kutuk Israel Terkait Pembunuhan Ismail Haniyeh, AS dan Inggris Salahkan Iran
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.
Adapun perwakilan tetap AS dan Inggris justru menyalahkan Iran karena pembunuhan tersebut mengganggu stabilitas kawasan.
Advertisement
DK PBB mengadakan sesi darurat pada Rabu (31/7/2024) untuk membahas pembunuhan Haniyeh atas permintaan Iran yang didukung oleh Rusia, Aljazair, dan China.
BACA JUGA: Jokowi Kecam Keras Pembunuhan Tokoh Hamas Ismail Haniyeh di Iran
Berbicara di sesi tersebut, Duta Besar China Fu Cong mengatakan China mengutuk keras pembunuhan Haniyeh dan menyebut insiden itu sebagai upaya terang-terangan untuk menyabotase upaya perdamaian.
Cong menekankan bahwa China sangat khawatir tentang memburuknya pergolakan di kawasan yang mungkin dipicu oleh insiden tersebut.
Utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengatakan bahwa kondisi saat ini berada di ambang bencana seraya menambahkan bahwa serangan Israel adalah tindakan teror yang melanggar hukum internasional dan kedaulatan Iran.
"Ini bukan sekadar serangan terhadap satu orang. Ini adalah serangan kejam terhadap fondasi hubungan diplomatik, kesucian kedaulatan negara, dan prinsip-prinsip yang mendasari tatanan global kita," kata Bendjama.
Dia juga mengatakan bahwa kebijakan bumi hangus dan penuh noda karena Israel menyebabkan gelombang kekerasan yang membanjiri Gaza, Tepi Barat, Yaman, Lebanon, Suriah, dan sekarang Republik Islam Iran.
“Di mana kegilaan ini akan berakhir?,” ucapnya.
Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menegaskan kembali kecaman negaranya atas pembunuhan Haniyeh, seraya menambahkan konsekuensi dari serangan itu berbahaya bagi seluruh kawasan.
"Ini merupakan pukulan telak, terutama bagi negosiasi mediasi antara Hamas dan Israel yang difokuskan pada gencatan senjata di Jalur Gaza, dan Ismail Haniyeh merupakan peserta langsung dalam hal ini. Kita semua harus memahami ini," kata Polyansky.
Polyansky pun menyerukan agar semua pihak untuk menahan diri dari perang regional berskala penuh serta menegaskan kembali perlunya penerapan resolusi Dewan Keamanan 1701 secara penuh dan menyeluruh.
AS dan Inggris Salahkan Iran
Sementara itu, Wakil Tetap AS untuk PBB, Robert Wood mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan Hizbullah dan teroris lainnya.
Menurut Wood, Hizbullah telah melancarkan serangan terhadap Israel sejak 8 Oktober tahun lalu dengan dukungan Iran dan anggota Dewan Keamanan PBB tidak boleh menoleransi serangan tersebut.
Utusan Inggris untuk PBB, Barbara Woodward juga menekankan bahwa meningkatnya kekerasan tidak menguntungkan siapa pun dan mendesak agar tetap tenang serta menahan diri.
Ia mencatat bahwa kelompok Houthi yang didukung Iran melanjutkan serangan terhadap Israel sembari menegaskan kembali komitmen Inggris yang teguh terhadap keamanan Israel dengan mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.
BACA JUGA: Ismail Haniyeh Tewas Dirudal Israel, Ini Pernyataan Resmi Hamas
Israel Bunuh Upaya Perdamaian
Menteri luar negeri Turki pada Rabu mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
"Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, kepada bangsa Palestina, dan kepada dunia Islam. Dan mereka tidak boleh lupa bahwa dengan membunuhnya, mereka juga membunuh perdamaian," kata Hakan Fidan dalam wawancara langsung dengan stasiun penyiaran swasta Kanal 7.
Fidan mengatakan bahwa perdana menteri Israel telah "menyandera Amerika."
"Netanyahu sangat menyadari hal ini. Dia telah menyandera Amerika. Jika dia terlibat perang di Lebanon, AS tidak mempunyai pilihan lain selain berperang untuk mendukungnya," tambah menlu Turki tersebut.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu dini hari waktu setempat. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan itu, tetapi Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya.
Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dibunuh dalam serangan udara di sebuah wisma tamu.
Fidan juga berbicara melalui telepon dengan menteri luar negeri sementara Ali Bagheri pada Rabu.
Keduanya mendiskusikan perkembangan seusai pembunuhan terhadap Haniyeh dan situasi di kawasan, menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Oncu Keceli di X.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Viral Lima Wanita Pendaki Ditemukan Menangis Usai Tersesat di Gunung Muria
- Libur Maulid Nabi, 9.061 Wisatawan Kunjungi Gunung Bromo
- KPU Didesak Menindaklanjuti Putusan MK Soal Kampanye di Kampus
- Kualitas Udara Jakarta Terburuk Nomor Dua Dunia
- Peneliti China Temukan Reruntuhan Kota Kuno Berusia 3.700 Tahun
Advertisement
Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kualitas Udara Jakarta Terburuk Nomor Dua Dunia
- Usai Dikudeta Anindya Bakrie, Arsjad Rasjid Surati Presiden Jokowi
- Jelang Ulang Tahunnya ke-40, Pangeran Harry dan Istri Hadiri Turnamen Tenis Amal
- Maulid Nabi Muhamamd SAW: Sejarah, Pengertian, dan Tradisi
- Jurnalis yang Tewas dalam Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 173 Orang
- Raja Yordania Tunjuk Jaafar Hassan Jadi PM Baru
- Ilmuan Australia Ujicoba Pemeriksaan Kanker Terbaru, Hanya Butuh Beberapa Detik
Advertisement
Advertisement