Advertisement
Ekonom Indef Usul Agar Kabinet Prabowo Tak Terlalu Gemoy, Ini Dampaknya
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan keterangan pers seusai Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (24/4/2024). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pembentukan kabinet pemerintahan mendatang lebih baik dirampingkan dan tidak terlalu gemoy. Hal itu bertujuan untuk mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan performa ekonomi yang lebih baik.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menjelaskan jika kabinet pemerintahan gemuk atau gemoy maka belanja rutin juga berpotensi naik tinggi.
Advertisement
BACA JUGA: Prabowo ke Istana Negara, Sempat Berpose Silat Tunjukkan Sehat Setelah Operasi
“Semakin gemuk kabinet ya semakin besar belanjanya. Jadi jangan gemoy-gemoy, kalau bikin kabinet-kabinet yang ramping saja,” kata Esther dalam acara diskusi publik, Kamis (11/7/2024).
Dia menyoroti, jumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju atau pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua meningkat signifikan dengan total sebanyak 52 menteri, termasuk menteri koordinator dan wakil menteri.
Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan dengan periode pertama pemerintahan Jokowi yang hanya sebanyak 37 menteri, termasuk menteri koordinator dan wakil menteri. Akibatnya, belanja pegawai naik sangat drastis, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja modal.
BACA JUGA: Hoax! Prabowo Gagal Dilantik sebagai Presiden, Diganti Gibran
“Kabinetnya Indonesia Maju pada era Presiden Jokowi memang luar biasa peningkatannya, nanti diharapkan meskipun partai koalisinya besar, tapi jangan gemoi kabinetnya,” jelasnya.
Esther menilai, peningkatan belanja negara lebih baik jika difokuskan untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja, pendidikan, juga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas pada 2045, untuk Indonesia dapat masuk ke kelompok negara berpendapatan tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kabut Asap Beracun Selimuti Hanoi, Udara Terburuk Kedua Dunia
- Ratusan Buku Louvre Rusak Akibat Kebocoran Pipa Pascaperampokan
- Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, Dikendarai Sopir Pengganti
- AS Ganti Font Lagi: Rubio Kembalikan Times New Roman, Tolak Calibri
- Tragedi Adamawa: 9 Perempuan Tewas Saat Aksi Damai di Nigeria
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Bantul, Jumat 12 Desember 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo, Jumat 12 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul, Jumat 12 Desember 2025
- Sopir Bus Rosalia Indah Dicopot Usai Aksi Ugal-ugalan di Tol
- Tambah 8 Emas, Indonesia Pertahankan Posisi Ketiga SEA Games
- Jadwal DAMRI ke Bandara YIA, Jumat 12 Desember 2025
- DPRD DIY Setujui Raperda Riset Daerah dan DIY Layak Anak
Advertisement
Advertisement





