Ekonom Indef Usul Agar Kabinet Prabowo Tak Terlalu Gemoy, Ini Dampaknya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pembentukan kabinet pemerintahan mendatang lebih baik dirampingkan dan tidak terlalu gemoy. Hal itu bertujuan untuk mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan performa ekonomi yang lebih baik.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menjelaskan jika kabinet pemerintahan gemuk atau gemoy maka belanja rutin juga berpotensi naik tinggi.
Advertisement
BACA JUGA: Prabowo ke Istana Negara, Sempat Berpose Silat Tunjukkan Sehat Setelah Operasi
“Semakin gemuk kabinet ya semakin besar belanjanya. Jadi jangan gemoy-gemoy, kalau bikin kabinet-kabinet yang ramping saja,” kata Esther dalam acara diskusi publik, Kamis (11/7/2024).
Dia menyoroti, jumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju atau pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua meningkat signifikan dengan total sebanyak 52 menteri, termasuk menteri koordinator dan wakil menteri.
Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan dengan periode pertama pemerintahan Jokowi yang hanya sebanyak 37 menteri, termasuk menteri koordinator dan wakil menteri. Akibatnya, belanja pegawai naik sangat drastis, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja modal.
BACA JUGA: Hoax! Prabowo Gagal Dilantik sebagai Presiden, Diganti Gibran
“Kabinetnya Indonesia Maju pada era Presiden Jokowi memang luar biasa peningkatannya, nanti diharapkan meskipun partai koalisinya besar, tapi jangan gemoi kabinetnya,” jelasnya.
Esther menilai, peningkatan belanja negara lebih baik jika difokuskan untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja, pendidikan, juga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas pada 2045, untuk Indonesia dapat masuk ke kelompok negara berpendapatan tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Prakiraan Cuaca di Jogja Selasa 26 November 2024, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Disertai Petir di Sleman dan Gunungkidul
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sita Rp7 Miliar dari OTT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pilkada 2024: Megawati Akan Mencoblos di TPS Kebagusan
- KJRI Upayakan Pemulangan 7 Jenazah TKI dari Malaysia
- Polda Sumbar Ungkap Peran AKP Danang di Tambang Ilegal Solok
- Presiden Prabowo Akan Mencoblos di TPS 08 Bojongkoneng Bogor
- Viral Ratusan Burung Pipit Ditemukan Mati di Bandara Ngurah Rai, Ini Penjelasan BKSDA
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Advertisement