Advertisement

Jokowi Minta Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja, Ini Respons Bapanas

Dany Saputra
Sabtu, 15 Juni 2024 - 13:27 WIB
Sunartono
Jokowi Minta Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja, Ini Respons Bapanas Ilustrasi beras di pasar tradisional. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan akuisisi perusahaan produsen beras Kamboja oleh Perum Bulog sebagaimana perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu dipelajari terlebih dahulu.  

Pemerintah pasti akan memprioritaskan produksi dalam negeri terlebih dahulu. Dia menilai perintah Jokowi untuk akuisisi perusahaan asing itu merupakan rencana alternatif untuk memastikan ketersediaan pasokan beras dalam negeri.  Meski demikian, akuisisi itu bisa juga dimanfaatkan untuk bisnis atau international trading.

Advertisement

Artinya, apabila kebutuhan domestik bisa dipenuhi dari dalam negeri, maka pasokan hasil business-to-business itu bisa diperjualbelikan. 

"Itu kan alternatif maka perlu dipelajari. Kalau konsepnya traders sebagai perdagangan dunia kenapa enggak? Banyak kok negara lain punya homebase di Singapura untuk trading jual beli. Barang itu ada tetapi tidak mesti untuk Indonesia. Indonesia kalau memerlukan maka akan lebih mudah, tetapi kalau enggak memerlukan ya international trading. Jadi proses B-to-B nya dapat," katanya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Arief menjelaskan langkah apa yang harus didahulukan ke depannya untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan di dalam negeri. Baik itu dalam bentuk international trading, produksi luar negeri, maupun menggenjot produksi dalam negeri juga secara paralel.  Akan tetapi, lanjutnya, dia memastikan bahwa pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Hal itu dilakukan misalnya dengan menaikkan kuota pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton hingga menyiapkan pembangunan waduk untuk mengairi pertanian.  

Presiden Jokowi dalam kesempatan terpisah mengatakan pemerintah sudah melakukan berbagai hal untuk memastikan produktivitas petani dalam negeri.  Salah satunya dengan membangun waduk untuk mengairi pertanian. Dia menyebut 43 dari target 61 waduk sudah dibangun. 

"Dan itu adalah urusan kehidupan manusia, sekali lagi begitu produksi karena panas, urusan air enggak kita urus, produksi turun, stok menipis, otomatis harga pasti naik. Otomatis juga inflasi pasti akan naik lagi. Rentetan ini yang harus diantisipasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru KA Prameks Jogja - Kutoarjo Selama Libur Sekolah 12 Juni-14 Juli 2024

Jogja
| Sabtu, 22 Juni 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja, Pasar Beringharjo Gudangnya Makanan Legendaris

Wisata
| Selasa, 18 Juni 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement