Advertisement
Hujan Lebat Beberapa Pekan hingga Banjir, 350 Ribu Warga Kongo Butuh Bantuan

Advertisement
Harianjogja.com, JENEWA—PBB mengatakan curah hujan ekstrem terjadi di Republik Kongo selama beberapa pekan terakhir dan berakhir banjir. Akibatnya lebih dari 350.000 orang di sembilan daerah di Kongo membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Juru bicara kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke dalam pengarahan di Jenewa menyebutkan bencana banjir di negara itu dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama enam dekade. Dia juga mengatakan sembilan dari 12 daerah di negara itu masih terendam banjir sekitar tiga pekan setelah keadaan darurat diumumkan pada 29 Desember, dengan total 1,8 juta orang terkena dampaknya.
Advertisement
"Lebih dari 350.000 orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, tetapi aksesnya cukup sulit karena banjir, sementara banyak desa hanya dapat dicapai dengan perahu atau kano," kata Laerke.
Baca Juga
Kasus Cacar Monyet Mencapai Belasan Ribu, WHO: Kongo Terancam Wabah
Puluhan Ribu Orang Terinfeksi, Ratusan Tewas Akibat Kolera di Kongo
Ilmuwan Temukan Sungai Paling Gelap di Dunia
Dia menekankan banjir mengakibatkan masyarakat setempat tidak memiliki tempat berlindung atau akses terhadap layanan kesehatan dasar, seraya menambahkan bahwa akses terhadap air minum yang bersih atau sanitasi cukup terbatas atau tidak ada sama sekali di daerah yang terkena dampak paling parah. Tak hanya itu, sekitar 27.000 anak-anak tidak bisa bersekolah.
Laerke memperingatkan banjir ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang. Dia juga mengatakan hingga saat ini diperkirakan 2.300 hektare lahan pertanian telah terendam banjir. “Hal ini menimbulkan kekhawatiran sarana untuk menghasilkan makanan, misalnya pohon buah-buahan dan alat penangkap ikan, telah hancur, sementara banyak ternak mati," kata dia.
Laerke lebih lanjut mengatakan untuk respons cepat, badan PBB dan Pemerintah Republik Kongo telah mengumpulkan anggaran sebesar 26 juta dolar AS (sekitar Rp406,2 miliar), yang memprioritaskan tempat tinggal, ketahanan pangan, nutrisi, kesehatan dan air, sanitasi dan kebersihan.
"Untuk mendukung respons awal, alokasi sebesar 3,6 juta dolar AS (sekitar Rp56,2 miliar) dari Dana Tanggap Darurat Pusat telah diberikan untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak bagi 270.000 orang," kata Laerke.
"Namun, untuk melaksanakan aksi tanggap ini, kita membutuhkan lebih banyak dana internasional," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Indonesia Impor 1.573 Sapi Perah Bunting dari Australia
- Pencarian 3 ABK KLM Asia Mulia Dihentikan
- Cuaca Buruk, Pesawat Batik Air Putar Balik ke Bandara Soekarno-Hatta
- Simak Perubahan Rute dan Peron Penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, Berlaku Mulai Hari Ini
- OTT KPK di Sumut Jerat 5 Tersangka, Menteri PU: Saya Tidak Akan Menutupi
Advertisement

Kuatkan Ikatan Alumni, KA FISIP UNS Gelar Ruang Rindu di Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- IAEA Dilarang Masuk ke Area Pengembangan Fasilitas Nuklir Iran
- Menteri Dody Merasa Tertampar Pegawai PU Terlibat OTT Bersama Anak Buah Bobby Nasution
- Wamenpar Minta Pengelola Tempat Wisata hingga Pemda Beri Jaminan Keselamatan untuk Wisatawan
- Arab Saudi Klaim Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Berjalan Lancar
- Sempat Hilang Kontak, Tim Jawara Obira Kini Siap Jalankan Program KKN UGM di Pulau Obi
- OTT KPK di Sumut Jerat 5 Tersangka, Menteri PU: Saya Tidak Akan Menutupi
- Ribuan Warga Gelar Unjuk Rasa Desak PM Thailand Mundur
Advertisement
Advertisement