Advertisement

Promo November

Masih Jadi Polemik, Ini Dampak Penggunaan Bom Fosfor Putih

Aprianus Doni Tolok
Minggu, 29 Oktober 2023 - 23:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Masih Jadi Polemik, Ini Dampak Penggunaan Bom Fosfor Putih Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penggunaan bom fosfor putih di tengah peperangan masih menjadi polemik dalam hukum internasional. Sejumlah pakar memaparan dampak dari penggunaan senjata tersebut.

Dilansir dari Al-Jazeera, fosfor putih tidak secara eksplisit dilarang oleh konvensi internasional, meskipun penggunaan pada di daerah padat penduduk dianggap ilegal oleh banyak pakar hukum.

Advertisement

Protokol III Konvensi Senjata Konvensional Tertentu tahun 1980 melarang pembakaran atau penggunaan bahan lain untuk menyerang penduduk sipil. Namun untuk dianggap sebagai senjata pembakar, suatu benda harus dirancang terutama untuk memicu kebakaran atau menyebabkan luka bakar. Israel dikabarkan menggunakan bom fosfor dalam perang melawan militan Palestina, Hamas. Namun, mereka membantah tudingan tersebut.

Bom Fosfor

Fosfor putih adalah zat beracun seperti lilin yang terbakar pada suhu lebih dari 800 derajat Celcius (hampir 1.500 derajat Fahrenheit) dan itu cukup tinggi untuk melelehkan logam. Kemampuannya untuk menyalakan api yang menyebar dengan cepat dan menghasilkan asap tebal di wilayah yang luas menjadikan fosfor putih sebagai bahan pilihan bagi militer untuk membuat tabir asap. Asapnya cenderung bertahan selama tujuh menit.

Seringkali tidak berwarna, putih atau kuning, dan berbau seperti bawang putih. Amunisi fosfor putih sulit untuk dipadamkan, terus menyala hingga fosfor habis terbakar atau hingga tidak lagi terkena oksigen. Senjata ini dapat dikerahkan melalui peluru artileri, bom, roket atau granat.

“Semburan fosfor putih di udara menyebarkan zat tersebut ke wilayah yang luas, tergantung pada ketinggian ledakan, dan hal ini lebih banyak menyerang warga sipil dan infrastruktur dibandingkan ledakan di darat,” ujar direktur komunikasi HRW Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara, Ahmed Benchemsi kepada Al Jazeera, Jumat (13/10/2023).

Bom Fosfor Berbahaya Bagi Manusia

Fosfor putih dapat membakar kulit hingga ke tulang, dan bahan diserap oleh tubuh sehingga menyebabkan disfungsi pada banyak organ, termasuk hati, ginjal, dan jantung. “Luka bakar mempunyai efek ganda. Mereka mempunyai efek lokal karena luka bakar itu sendiri, yang umumnya cukup parah dan sangat dalam, dan efek kedua adalah metabolik, yang dapat membunuh pasien,” kata Roman Hossein Khonsari, profesor bedah maksilofasial dan bedah plastik di Necker-Rumah Sakit Enfants Malades di Paris.

Dia mengatakan gangguan metabolisme dapat mencakup kadar kalium yang tidak normal sehingga menyebabkan gagal jantung. Jika dokter tidak mengidentifikasi luka bakar yang disebabkan oleh fosfor putih, kata Khonsari, korban mungkin tidak menerima perawatan yang diperlukan karena risiko kegagalan organ. Khonsari juga menjelaskan luka bakar akibat fosfor akan terus menembus kulit dan mencapai tulang jika zat tersebut tidak dicuci dengan benar.

==

Begini Perjuangan Mendiang Matthew Perry Bintang 'Friends' hingga Ditemukan Meninggal

Mia

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemeran 'Chandler Bing dalam drama Friends, Matthew Perry meninggal dunia di usianya yang masih sangat muda yakni 54 tahun, Minggu (29/10/2023). Matthew ditemukan dalam bath tub di kamar mandi kediamannya di Amerika Serikat.

Matthew diketahui kecanduan mengalami sakit berat hingga nyaris meninggal dunia. Dikutip dari Times of India, dia membuka tentang kondisi kesehatannya dalam memoarnya, Friends, Lovers, and the Big Terrible Thing yang dirilis pada 2022. Matthew telah menjalani 14 operasi besar pada perutnya dan pernah mengonsumsi lebih dari 50 obat penghilang rasa sakit.

Dia membuka tentang kondisi kesehatannya dalam memoarnya, Friends, Lovers, and the Big Terrible Thing yang dirilis pada tahun 2022. Matthew telah menjalani 14 operasi besar pada perutnya dan pernah mengonsumsi lebih dari 50 obat penghilang rasa sakit.

Kecanduan alkohol dan opioid​

Dalam memoarnya, Matthew menulis tentang kecanduannya dan bagaimana hal itu membuat hidupnya kacau. Dia menulis bahwa dia pertama kali minum minuman beralkohol pada usia 14 tahun, namun baru menyadari tanda-tanda kecanduan alkohol pada usia 21 tahun. Sejak itu, dia memperkirakan, dia telah menghabiskan lebih dari US$7 juta untuk menyembuhkan kecanduannya itu. Termasuk menjalani berapa kali menjalani rehabilitasi. Dia kecanduan Vicodin, Xanax, OxyContin, Dilaudid, metadon, buprenorfin/suboxone, dan kokain. Matthew menulis kecanduannya terhadap narkoba dimulai pada tahun 1997 setelah kecelakaan jet-ski. Dia berhenti minum pada tahun 2021.

“Saya tidak tahu bagaimana cara berhenti. Saat aku berusia 34 tahun, aku benar-benar terjebak dalam banyak masalah, tapi ada tahun-tahun di mana aku sadar selama waktu itu," tulisnya.

Pernah nyaris meninggal dunia Penyalahgunaan obat tersebut, menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan pada Matthew. Suatu kali dia mengalami koma selama dua minggu. Pada tahun 2018 ia menjalani beberapa operasi, sekitar 14 kali, dan dirawat di rumah sakit selama lima bulan setelah usus besarnya pecah yang membuatnya memiliki peluang 2% untuk bertahan hidup sepanjang malam. Dia menderita sindrom usus narkotika karena penggunaan opoiod yang berlebihan. Matthew juga mengaku kehilangan rasa emosionalnya selama episode terakhir Friends, di saat yang lain menangis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA

Kulonprogo
| Jum'at, 22 November 2024, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement