Advertisement
Pasukan Ukraina Harap Barat Segera Pasok Senjata

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menghadapi Rusia, pasukan Ukraina membutuhkan lebih banyak pasokan senjata dari Barat untuk mempercepat serangan balasan.
Kyiv mengalami berbagai kemajuan dalam pertempuran baru-baru ini dengan mengklaim telah merebut kembali dua desa di selatan Bakhmut, semakin dekat ke kota timur yang hancur dan diduduki oleh pasukan Rusia sejak Mei lalu.
Advertisement
Baca Juga: Serangan Udara Rusia ke Ukraina, Seorang Pria Terluka dan Gudang Industri Terbakar
Namun, para pasukan ini mengaku mereka masih sangat bergantung pada peluncur roket Grad era Soviet, dan bermimpi untuk menggunakan peluncur roket HIMARS buatan AS yang lebih canggih.
“Segalanya akan lebih cerah dan lebih menarik jika kita memiliki HIMARS, atau setidaknya satu [peluncur roket] Vampire buatan Ceko,” kata tentara Ukraina yang bernama Denys sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (20/9/2023).
Baca Juga: Dalam Pidato di PBB, Presiden Ukraina Minta Dunia Akhiri Agresi Rusia Terhadap Negaranya
Negara-negara Barat telah memberi Ukraina senjata senilai miliaran dolar sejak invasi Rusia dimulai hampir 19 bulan lalu, dan beberapa tentara Ukraina telah menggunakan Vampire dan HIMARS.
Ucapan Denys ini senada dengan Presiden Volodymyr Zelensky, yang mengatakan Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk mengusir pasukan Rusia.
“Kita harus menang dan membakar Moskow. Kami membutuhkan lebih banyak senjata, senjata yang bagus, senjata yang lebih akurat,” katanya.
Sementara itu, serangan balasan yang berlangsung hampir empat bulan ini dikritik oleh beberapa pejabat Barat karena dianggap terlalu lambat, karena pasukan Ukraina menghadapi ladang ranjau dan parit yang luas.
Namun, tentara Ukraina menyatakan kepercayaan diri mereka semakin meningkat, terutama setelah perebutan kembali desa Andriivka dan Klishchiivka sekitar delapan kilometer di selatan Bakhmut. Merebut kembali kota tersebut akan dipandang di Ukraina sebagai kemenangan simbolis yang penting.
“Dua hari setelah pembebasan Klishchiivka, keadaan menjadi lebih tenang,” kata seorang komandan yang menyebut namanya sebagai Vladyslav.
Dia mengatakan pesawat Rusia 'membuat hidup menjadi sulit', seiring dengan serangan drone yang lebih terlihat akhir-akhir ini.
Sampai pasokan senjata Barat yang lebih canggih tiba, para prajurit Ukraina kemungkinan akan terus mengandalkan senjata Grad yang telah digunakan pada tahun 1960-an.
“Persenjataan ini cukup kuat. Ia dapat digunakan di area di mana terdapat banyak orang, untuk menyasar peralatan, dan terutama saat melakukan serangan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
Advertisement

Surati Sri Sultan, Orang Tua Siswa SMP di Jogja Minta Dugaan Kebocoran Soal ASPD Diusut Tuntas
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- 1,7 Juta Pengemudi Ojol Belum Punya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- BEI Sebut Ada 30 Perusahaan Bakal Ipo Tahun Ini
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
Advertisement