Advertisement

Promo November

Kapuspen TNI Akui Salah Unggah Terkait Klaim Foto Panglima TNI Rangkul Warga Rempang

Anshary Madya Sukma
Selasa, 19 September 2023 - 06:37 WIB
Sunartono
Kapuspen TNI Akui Salah Unggah Terkait Klaim Foto Panglima TNI Rangkul Warga Rempang Kapuspen TNI Akui Foto Panglima TNI Rangkul Warga Rempang Salah Unggah. Prajurit TNI ikut menangani korban konflik Pulau Rempang - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Viral foto Panglima TNI Laksamana Yudo Margono merangkul sejumlah warga yang dianggap warganet adalah warga Rempang.

Foto yang diunggah di akun X oleh @Puspen_TNI diberi caption "TNI Merangkul Pendemo di Rempang."

Advertisement

Namun, foto yang diunggah tersebut faktanya adalah momen Panglima TNI sedang mudik ke Madiun. Warganet pun ramai-ramai menyerbu unggahan tersebut.

JIBI/Bisnis mengonfirmasi Kapuspen TNI Julius Widjojono terkait foto tersebut. "Salah posting, [di X] gambar kegiatan Panglima di Madiun," ujarya melalui pesan singkat, Senin (18/9/2023).

BACA JUGA : Polda Kepri Pastikan Pemanggilan Ustad Abdul Somad Terkait Bentrok Rempang Hoaks

Julius pun mengirimkan foto yang menggambarkan caption dari unggahan tersebut.

Prajurit TNI membantu evakulasi murid-murid sekolah di Pulau Rempang saat konflik terjadi, Kepulauan Riau / Istimewa

Sebelumnya, viral di media sosial instruksi Panglima TNI kepada bawahannya untuk memiting pendemo Rempang. 

Terkait hal itu, Kapuspen TNI telah melakukan klarifikasi. Dia menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat/senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang, hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

"Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujar Julius di Ruang Balai Wartawan, Puspen TNI, Jumat (15/9/2023).

Terkait penggunaan kata 'piting', kata Julius, itu merupakan bahasa untuk prajurit. "Yang berarti setiap prajurit 'merangkul' satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” kata Julius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Program Makan Bergizi Gratis, Pemkab Bantul Petakan Kalurahan Pemasok Ikan Segar

Bantul
| Sabtu, 23 November 2024, 05:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement