Advertisement
Dapat Sepeda dari Presiden Jokowi, Sri Mulyani Ajak Kaesang-Erina Gowes Bareng

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Kaesang Pangarep menjadi dua di antara lima pemenang pakaian adat terbaik dan mendapatkan sepeda dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada HUT RI ke-78 di Istana Negara, Kamis (17/8/2023).
BACA JUGA: Sri Mulyani Singgung Mengenai Anggaran Kementrian Prabowo
Advertisement
“Nggak nyangka saya ikut jadi 5 pemenang juara pakaian adat di Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17-8-2023 di Istana Merdeka bersama @kaesangp dan @erinagudono dapat hadiah sepeda dari Presiden @jokowi,” tulisnya, dikutip dalam Instagram @smindrawati, Sabtu (19/8/2023).
Bendahara Negara yang hadir bersama sang suami, Tonny Sumartono, mengaku bahwa dandanan yang spesial di Hari Kemerdekaan RI tersebut tidak sia-sia dan mendapatkan penghargaan busana terbaik.
Tak lupa, Sri Mulyani juga mengajak Kaesang dan Erina untuk gowes bareng setelah mendapatkan sepeda dari Jokowi.
“Kita perlu merayakan kemenangan bersama Kaesang dan Erina dengan gowes bareng…di mana ya.. Di Istana Bogor, GBK, Solo atau Depok..” tulisnya seraya menyematkan emot tertawa.
Kota Depok ikut dicantumkan, mengingat Kaesang digadang-gadang menjadi Walikota Depok.
Adapun, Sri Mulyani berhasil memenangkan pakaian adat terbaik dengan mengenakan pakaian adat dari Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT dengan warna dominan merah dan biru.
Sementara itu, Kaesang bersama istrinya Erina Gudono mengenakan busana Kawasaran Minahasa.
Sebagaimana Erina jelaskan dalam postingannya, @erinagudono, Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan digunakan dalam tarian Ksatria Minahasa yang disebut "Waraney".
"Kawasaran "kawak"yang berarti "melindungi" dan "asaran" yang berarti "sama atau berlaku seperti" artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan," jelasnya.
Erina juga menjelaskan bagian dari bajunya menggunakan bahan dasar kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola. Adapun, dia menegaskan tata busana dan aksesoris tidak menggunakan materi hewan asli.
"Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para Waraney (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria Waraney untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement