Advertisement
Peneliti China Sebut Negaranya Sengaja Kembangkan Covid-19 untuk Senjata Biologi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Salah satu peneliti di China menyebut negaranya sengaja mengembangkan virus Covid-19 sebagai senjata biologi. Peneliti yang mengatakan hal tersebut adalah Chao Shao, seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan.
Dalam wawancaranya dengan reporter dan aktivis Jennifer Zeng minggu ini, Shao menuturkan bahwa sesama peneliti laboratorium diberi jenis virus corona yang berbeda. Mereka kemudian ditugaskan untuk menentukan jenis virus mana yang paling efektif untuk menyebar ke berbagai spesies. Demikian melansir The Washington Free Beacon, Kamis (29/6/2023).
Advertisement
Dia juga mengungkapkan soal rekan-rekannya yang tiba-tiba hilang selama Pesta Olahraga Militer Dunia 2019 yang digelar di Wuhan. Dia mengatakan, beberapa dari mereka dikirim ke hotel tempat menginap atlet internasional untuk mengecek kondisi kesehatan mereka.
BACA JUGA: Iduladha, KPK Buka Kunjungan untuk Tahanan Kasus Korupsi
Namun menurutnya, rekan-rekannya dikirim ke hotel untuk menyebarkan virus corona. The Jerusalem Post melaporkan, Shao menduga bahwa tindakan ini tidak ada kaitannya dengan penelitian virologi dan menyatakan bahwa mereka berpotensi terlibat dalam persebaran virus.
Shao juga mengungkapkan pada April 2022, dia dikirim ke Xinjing untuk menilai status kesehatan tahanan Uighur yang ditahan di kamp tahanan, seolah-olah untuk mempercepat pembebasan tahanan Uighur.
“Namun, mengingat tidak relevannya keahlian virologi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, Chao Shao dengan tegas menyiratkan bahwa misinya di Xinjiang adalah untuk memfasilitasi penyebaran virus atau untuk mempelajari pengaruhnya terhadap manusia,” tulis The Jerusalem Post.
Adapun klaim tersebut muncul usai Pemerintahan Biden mendapat kecaman dari Partai Republik lantaran merilis laporan tentang asal-usul Covid-19 yang dinilai "mengaburkan lebih dari yang dijelaskan".
Laporan dari direktur intelijen nasional yang diterbitkan minggu lalu dimaksudkan untuk memaparkan intelijen pemerintah di Institut Virologi Wuhan dan potensi hubungannya dengan asal mula pandemi.
Namun, Anggota Kongres AS Mike Turner menyebut laporan ini tidak cukup. “Kami ingin intelijen dirilis, bukan pendapat mereka tentang intelijen. Kami mengesahkan undang-undang yang mengatakan ‘Deklasifikasikan’. Itu adalah hukum negara. Rilis ini agar publik Amerika bisa melihatnya,” ujarnya. (Sumber Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Ini Komitmen Budiman Sudjatmiko
- Kementerian Agama di Bawah Presiden Prabowo Kini Tidak Lagi Mengelola Jemaah Haji
- Prabowo Lantik Tujuh Penasehat Khusus Presiden, Ada Wiranto, Luhut, Terawan hingga Dudung Abudrachman
- Berikut Tujuh Utusan Khusus Presiden yang Dilantik Prabowo, Hari Ini
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
Advertisement
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 23%
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Profil Veronika Tan, Wamen PPPA di Kabinet Prabowo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Kaji Ulang Kurikulum Merdeka, UN hingga PPDB
- Layangkan Surat ke PBB, Iran Tuding Amerika Serikat Terlibat Rencana Serangan Israel ke Negaranya
- Kemenkominfo Berubah Menjadi Kemenkomdigi, Meutya: Percepat Transformasi Digital
- Bantuan Kemanusiaan Masyarakat Indonesia untuk Palestina Tiba di Yordania
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
- Hari Ini, Prabowo Melantik Utusan Khusus Presiden, hingga Staf Khusus Presiden, Berikut Nama-namanya
Advertisement
Advertisement