Advertisement
Joe Biden Berencana Bicara dengan Xi Jinping, Imbas Balon Mata-mata China
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Joe Biden berencana berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk meredakan ketegangan akibat insiden penembakan balon mata-mata China.
Biden mengatakan bahwa badan intelijen tidak memiliki indikasi bahwa tiga objek lainnya yang jatuh adalah pesawat pengintai asing.
Advertisement
Meski demikian, pemerintah AS berencana untuk merancang pedoman baru untuk mengamankan wilayah udara AS. Dia juga berjanji untuk "mengelola" persaingan dengan China secara bertanggung jawab agar tidak mengarah ke konflik.
"Kami tidak mencari Perang Dingin baru, tapi saya tidak meminta maaf. Kami akan bersaing [dengan China]," kata Biden dalam sambutannya di Gedung Putih seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/2/2023).
Komunikasi antara Biden dan Jinping merupakan upaya serius Gedung Putih untuk meredakan hubungan yang memanas dengan Beijing beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Usai Kepilih, Erick Thohir Langsung Rapat dengan Exco PSSI Bahas Turnamen Mini Timnas U-20
Meskipun Biden tidak mengatakan kapan dia berencana untuk berbicara dengan Xi, mereka telah melakukannya sebelumnya pada saat ketegangan meningkat.
Termasuk panggilan telepon yang berlangsung lebih dari dua jam ketika mereka saling berhadapan mengenai Taiwan Juli 2022. Biden dan Jinping juga bertemu agenda KTT G20 Bali pada bulan November silam
Tekanan Bipartisan
Biden telah menghadapi tekanan bipartisan di Kongres untuk memberikan lebih banyak informasi kepada orang Amerika tentang dugaan balon mata-mata China yang dijatuhkan oleh jet tempur AS pada 4 Februari 2023.
Militer AS meluncurkan tembakan setelah balon udara tersebut melintasi daratan AS. Selain itu, ada tiga benda tak dikenal lainnya yang ditembakkan dari langit di atas Alaska, Kanada, dan Michigan di hari-hari berikutnya.
Joe Biden mengatakan benda-benda itu tidak terkait dengan insiden balon mata-mata dan kemungkinan terkait dengan usaha komersial atau penelitian.
Namun, dia menambahkan bahwa pemerintah AS belum menentukan secara pasti apa itu karena puing-puingnya belum ditemukan.
"Kami bertindak sangat hati-hati. Kami tidak memiliki bukti bahwa tiba-tiba ada peningkatan jumlah objek di langit," kata Biden.
Sebaliknya, dia mengatakan otoritas penerbangan militer dan sipil AS telah melihat lebih banyak objek setelah menyetel sistem radar agar lebih sensitif setelah perjalanan lintas negara balon mata-mata asal China.
Biden berusaha untuk mempertahankan penanganannya atas insiden balon sebagai tanggapan atas Partai Republik yang mengatakan dia terlalu lambat untuk bertindak serta kecaman dari pemerintah China.
Dia mengatakan jatuhnya balon itu telah mengirimkan pesan yang jelas bahwa pelanggaran kedaulatan AS tidak dapat diganggu-gugat.
“Saya harap kita akan menyelesaikan masalah ini, tetapi saya tidak meminta maaf karena telah menembak balon itu,” ujar Biden.
Parameter baru yang akan dibuat oleh pemerintah dimaksudkan untuk membuat inventaris yang lebih baik dari objek udara tak berawak dan menerapkan langkah-langkah untuk mendeteksi objek buatan manusia dengan lebih baik di wilayah udara AS.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga akan bekerja dengan negara lain untuk menetapkan norma global dalam meluncurkan perangkat tersebut dan mengamankan ruang ketinggian tinggi.
Pidato Biden disampaikan sebelum dia meninggalkan negara itu untuk perjalanan 20 Februari ke Polandia dalam rangka memeringati satu tahun perang Rusia Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Lowongan 1,2 Juta Formasi PPPK Diperebutkan 4 Juta Orang
- Profil Ketua MPR 2024-2029, Ahmad Muzani: Mantan Wartawan yang jadi Loyalis Prabowo
- 30 Anggota Polisi Diperiksa Polda Metro Jaya Terkait dengan Pembubaran Diskusi di Kemang Jaksel
- Tanggapan Jokowi Soal Rencana Pertemuan Megawati dengan Prabowo
- Gempa Bumi M4,5 Mengguncang Sukabumi Berpusat di Darat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Sita Uang Rp372 Miliar Terkait Kasus Korupsi Duta Palma Grup
- Hardjuno Dukung Seruan KPK agar Anggota DPR Baru Segera Sahkan RUU Perampasan Aset
- Rezim Zionis Resmi Larang Sekjen PBB Antonio Guterres Masuk Israel
- Mangkir, KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak
- Indonesia dan Perusahaan China Jalin Kerja Sama Hilirasi Tembaga untuk Pasokan Baterai Kendaraan
- Presiden Iran: Kami Ingin Damai, Tapi Israel Memaksa Kami Melakukan Serangan
- Perang Israel Vs Hizbullah, Rumah Sakit di Lebanon Kewalahan dengan Lonjakan Pasien
Advertisement
Advertisement