Advertisement
Bocah Difabel Blora Diperkosa hingga Hamil 2 Kali, Pelaku Tak Ditangkap

Advertisement
Harianjogja.com, BLORA—Aparat Polres Blora saat ini masih mendalami kasus pemerkosaan atau rudapaksa yang dialami seorang bocah difabel di Kecamatan Jepon. Bocah difabel yang mengalami gangguan tunarungu dan tunagrahita itu sudah mengalami dua kali pemerkosaan hingga hamil dua kali.
BACA JUGA: Pelaku Pemerkosaan Bocah Difabel di Bantul Resmi Ditahan
Advertisement
Kapolres Blora, AKBP Fahrurozi, mengaku saat ini pihaknya maasih mengumpulkan barang bukti terkait kasus rudapaksa bocah difabel it. Ia mengaku sampai saat ini pihaknya telah melakukan penyelidikan dan akan menangani secara serius kasus tersebut.
“Berkaitan dengan penanganan kasus tersebut, mengingat kondisi korban, maka dibutuhkan penanganan ekstra. Kami telah melakukan pendekatan, bukan hanya dari Polri tapi juga tokoh masyarakat,” ujar Fahrurozi dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1/2023).
Fahrurozi menyampaikan jika pemeriksaan sudah dilakukan terhadap keluarga, kepala desa dan orang-orang di sekitar korban. Kendati demikian, pelaku hingga saat ini masih belum bisa diungkapkan karena belum cukup bukti untuk meringkusnyaa.
Beriklan Dengan Kami
“Kasus ini menjadi atensi dari Polres Blora. Kami sudah ada kecurigaan-kecurigaan yang mengarah [pelaku]. Namun perlu pembuktian, tidak hanya sekadar kecurigaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kasatreskrim saat ini juga tengah melakukan tindakan sesuai dengan aturan yang ada. Termasuk melakukan test DNA, namun sesuai dengan petunjuk tenaga ahli.
“Jika sudah ada titik terang, maka akan kita sampaikan ke media dan masyarakat,” sambungnya.
Sementara itu, seorang tokoh masyarakat Jepon, Blora, Fatoni, menilai kasus bocah difabel yang menjadi korban rudapaksa atau pemerkosaan itu tidak bisa hanya diselesaikan secara kekeluargaan. Kasus ini harus diselesaikan secara hukum agar menimbulkan efek jera kepada pelaku.
“Agar tidak terulang lagi kasus seperti ini harapannya penyelesaian tidak hanya berhenti pada meja keluarga. Namun, harus selesai di meja hijau sehingga ada efek jera,” pinta Fatoni.
Informasi yang dihimpun Solopos.com-jaringan Harianjogja.com, bocah penyandang disabilitas atau difabel asal Blora ini sudah mengalami pemerkosaan atau rudapaksa berulang kali hingga melahirkan dua kali. Kasus pertama terjadi pada tahun 2022, di mana korban melahirkan bayi laki-laki namun meninggal akibat gagal jantung.
Namun kasus pertama itu seperti hilang tanpa jejak meski telah dilaporkan ke Polres Blora. Terbukti, pelaku pada kasus rudapaksa bocah difabel asal Blora itu tak terungkap.
Alhasil, korban mengalami kejadian serupa hingga kembali melahirkan pada awal tahun 2023 ini, tepatnya 9 Januari lalu. Kini, korban yang memiliki kebutuhan khusus berupa tunarungu, tunagrahita, dan keterbelakangan intelektual itu, melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Deretan Nama Calon Perdana Menteri Jepang Pengganti Shigeru Ishiba
- Bangunan Majelis di Bogor Ambruk, 3 Orang Meninggal Dunia
- Ketahuan Main Domino dengan Pembalak Liar, Ini Klarifikasi Menhut
- Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025 Malam, Ini Dampaknya
- Jenazah Diplomat RI yang Meninggal Ditembak di Peru Segera Dipulangkan
Advertisement

KRL Solo Jogja, Paling Malam dari Stasiun Palur Pukul 20.42 WIB
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Karding Minta BP3MI Jateng Pangkas Layanan
- Jenazah Diplomat RI yang Meninggal Ditembak di Peru Segera Dipulangkan
- WNI Ikut Terciduk dalam Razia Imigrasi di Pabrik Hyundai AS
- Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025 Malam, Ini Dampaknya
- Ketahuan Main Domino dengan Pembalak Liar, Ini Klarifikasi Menhut
- Oposisi Prancis Desak Presiden Macron Mundur
- Aktor Preman Pensiun Meninggal Dunia di Garut
Advertisement
Advertisement