Advertisement
Rusia Serang Puluhan Kota, Sekitar 8.000 Tawanan Ditahan di Donbas
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pasukan Rusia menembaki lebih dari 40 kota di wilayah Donbas dan akan menutup koridor pelarian warga sipil di wilayah timur Ukraina tersebut, menurut kalangan militer Ukraina.
Rute pelarian itu merupakan jalur utama warga sipil yang terjebak di jalur invasi mereka yang sekarang memasuki bulan keempat. Serangan pasukan Rusia terus diarahkan ke wilayah Donbas sejak perebutan Ibu Kota Kyiv gagal dilakukan dua bulan lalu.
Advertisement
“Para penjajah menembaki lebih dari 40 kota di wilayah Donetsk dan Luhansk, merusak dan menghancurka 47 situs sipil, termasuk 38 rumah dan sebuah sekolah,” menurut laporan dari Satuan Tugas Gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (26/5/2022).
Rusia telah mengerahkan ribuan tentara ke wilayah itu. Mereka menyerang dari tiga sisi dalam upaya untuk mengepung pasukan Ukraina yang bertahan di kota Severodonetsk dan kembarannya Lysychansk.
BACA JUGA: Jack Dorsey Mundur dari Dewan Direksi Twitter
Kejatuhan kedua kota itu akan membuat seluruh provinsi Luhansk berada di bawah kendali Rusia yang menjadi tujuan utama perang Kremlin.
Sementara itu, tawanan perang Ukraina yang ditahan di "republik rakyat" Luhansk dan Donetsk sudah mencapai 8.000 orang, kata pejabat Luhansk, Rodion Miroshnik seperti dikutip oleh kantor berita TASS. Para pemberontak di kedua wilayah yang juga disebut Donbas itu didukung oleh Rusia.
“Ada banyak tahanan, tentu saja. Mereka lebih banyak di wilayah Republik Rakyat Donetsk, tetapi di tempat kami juga banyak dan sekarang jumlah totalnya adalah sekitar 8.000,” ujarnya. Dia mengatakan jumlah tawanan itu akan semakin bertambah setiap hari.
Strategi memperkuat cengkeramannya di wilayah itu digunakan setelah gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv atau kota keduanya Kharkiv. Rusia berusaha mengambil kendali penuh atas Donbas, yang terdiri dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama separatis, Luhansk dan Donetsk.
Rusia lancarkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi khusus. Invasi itu dibalas oleh tentara Ukraina dengan melakukan perlawanan keras. Negara-negara Barat juga memberlakukan sanksi besar-besaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement