Advertisement

Mengenal Hisab dan Rukyat, Metode Penentu Awal Puasa Ramadan

Newswire
Rabu, 30 Maret 2022 - 15:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mengenal Hisab dan Rukyat, Metode Penentu Awal Puasa Ramadan Tim rukyatul hilal PC NU melakukan pemantauan "rukyatul hilal" di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/6). Berdasarkan sidang isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriah jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. - ANTARA/Zabur Karuru

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA-Ramadan 1443 Hijriah segera tiba. Ada dua macam metode yang digunakan sebagai penentu awal bulan Ramadan yakni metode hisab dan rukyat. Lantas apa itu hisab dan rukyat?

Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar Sidang Isbat 1 Ramadhan 1443 Hijriah pada Jumat, 1 April 2022 mendatang untuk menentukan kapan 1 Ramadhan 2022. Sidang Isbat akan mempertimbangkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan mekanisme pemantauan hilal (rukyatul hilal). Tahukah Anda apa itu hisab dan rukyat?

Advertisement

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan kapan 1 Ramadhan 2022. Awal Ramadhan 1443 Hijriah akan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022 mendatang. Nahdlatul Ulama (NU) akan melakukan metode hisab dan rukyat pada Jumat, 1 April 2022 mendatang. Lantas apa itu hisab dan rukyat? Simak ulasannya berikut ini.

Hisab

Hisab adalah penghitungan secara astronomis dalam menentukan posisi bulan sebagai tanda dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah. Metode ini dilakukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan jauh hari sebelum masuk bulan Ramadhan agar bisa menentukan kapan 1 Ramadhan 2022.

Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang, Tarawih Boleh Luring

Di Indonesia, terdapat rujukan kitab yang menggunakan metode kontemporer untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah. Caranya dilakukan dengan cara menggunakan rumus untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis.

Rukyat

Rukyat adalah aktivitas mengamati bulan secara langsung dengan menggunakan teropong. Aktivitas ini berfokus pada visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam sebagai pergantian kalender Hijriah.

Sayangnya, jika cuaca kurang mendukung dan terkesan tertutup awan mendung maka rukyatul hilal sulit untuk dilakukan. Jika hal ini terjadi, penentuan awal Ramadan ditentukan menjadi lusa berikutnya.

Rukyatul hilal ini biasanya digelar dan disaksikan oleh beberapa orang seperti ahli astronom, pondok pesantren, ahli klimatologi maupun masyarakat umum. Bisanya rukyat dilakukan oleh Kemenag yang bekerja sama dengan ormas Islam, pondok pesantren maupun pakar dari BMKG dan Lapan.

Sebagai informasi, hasil dari hisab dan rukyat ini akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan penentuan kapan 1 Ramadan 2022 dalam Sidang Isbat.

Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu hisab dan rukyat yang digunakan sebagai metode penentuan kapan 1 Ramadan 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada Kulonprogo: Pendaftaran Panwascam Dibuka, Kebutuhan Formasi Menunggu Hasil Tes

Kulonprogo
| Sabtu, 27 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement