Advertisement

Tak Ingin Situs Keprabon Rusak karena Tol Jogja Solo, Umat Hindu Bentuk Tim Khusus

Taufik Sidik Prakoso
Senin, 21 Februari 2022 - 19:07 WIB
Budi Cahyana
Tak Ingin Situs Keprabon Rusak karena Tol Jogja Solo, Umat Hindu Bentuk Tim Khusus Ilustrasi jalan tol. - Pixabay

Advertisement

Harianjoga.com, KLATEN—Umat Hindu Klaten terus memantau kondisi yoni di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo yang berada di proyek pembangunan Tol Jogja Solo. Tim khusus dibentuk untuk mengecek kondisi Situs Keprabon setiap saat.

Salah satu pemeluk  Hindu, Jaka Purnama, mengatakan ada lima tim yang sudah dibentuk. Tim itu sudah dibuatkan surat keputusan (SK) dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten. “SK itu menjadi kunci untuk bisa keluar-masuk lokasi,” kata Jaka saat ditemui di Umbul Geneng, Minggu (20/2/2022).

Advertisement

BACA JUGA: Lahan Tol Jogja Solo yang Lewati Ring Road Utara Segera Diidentifikasi

Jaka menjelaskan umat Hindu terutama di wilayah Polanharjo hingga kini masih bisa keluar-masuk ke lokasi meski proyek pembangunan jalan tol sudah memasuki wilayah Keprabon. Kondisi yoni serta gundukan tanah yang diduga terdapat bebatuan candi masih seperti kondisi sebelum ada pembangunan jalan tol.

Tak hanya sebagai cagar budaya yang harus dilindungi, Bagi umat Hindu terutama di wilayah Polanharjo dan sekitarnya Situs Keprabon memiliki arti penting dan menjadi salah satu tempat suci. Mereka biasanya melakukan matur piuning, upacara memohon doa restu kepada Tuhan sebelum melaksanakan kegiatan.

Jauh sebelum ada rencana proyek pembangunan Tol Jogja Solo, aktivitas itu sudah mereka lakukan setiap saat. “Setiap mau upacara apapun, umat Hindu di lingkungan sekitar situs itu pasti akan mengadakan matur piuning di sana. Karena situs itu sebagai simbol dari Siwa pada ajaran kami,” kata Jaka yang juga Penyuluh Agama Hindu Klaten.

Jaka menjelaskan sejak ada kabar situs Keprabon terdampak tol, umat Hindu merasa miris. Mereka khawatir situs itu rusak. “Kami tetap miris. Tetapi astungkara, semoga Tuhan memberi jalan. Dan mudah-mudahan dari pihak tol memberi akses terus,” jelas dia.

Jaka tetap berharap kawasan situs itu tetap terlindungi dan tak rusak gegara ada pembangunan jalan tol yang menjadi salah satu proyek strategis nasional tersebut. “Kondisi yoni dan gundukan masih sama seperti sebelumnya. Sudah ada pengecekan dari pihak BPCB. Jadi mungkin sudah ada perundingan atau rapat, jadi kawasan itu tidak boleh di rusak karena dilindungi undang-undang,” jelas dia.

Sebelumnya, Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten menyampaikan keresahan mereka terkait situs Keprabon yang berada pada lahan untuk pembangunan Tol Jogja Solo. Mereka berharap kawasan situs itu tak rusak.

“Situs Keprabon menjadi keprihatinan bagi kami. Di sana jelas kena tol. Ketika survei perencanaan, kenapa sampai menerjang situs? Ini yang menjadi pertanyaan kami. Sudah kami lakukan pendekatan untuk perlindungan situs itu, kami upayakan terus menerus. Namanya konstruksi proyek, di sana ada pemasangan fondasi dan sebagainya riskan terhadap situs-situs,” jelas Ketua KPCB IGG Wisnu Hendrata.

BACA JUGA: Pembebasan Lahan Tol Jogja Bawen Tercepat di Indonesia, Ini Penyebabnya

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan ada dua situs yang berada di lahan terdampak tol Solo-Jogja. Kedua situs itu yakni Situs Keprabon dan Situs Wonoboyo di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan. Saat ini, sudah ada pengerjaan proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja di kawasan situs Keprabon. Sementara itu, kawasan Situs Wonoboyo masih menunggu proses pembebasan lahan.

Susi menguraikan dari komunikasi yang dilakukan Disbudporapar Klaten ke pelaksana proyek pembangunan, ada perlakuan khusus di dua kawasan situs itu. Jalan tol yang melintasi kedua kawasan situs dibuat jalan tol layang. Artinya, kawasan situs tak diutak-atik.

Secara rutin petugas dari Disbudporapar Klaten memantau kondisi kedua situs. Dari hasil pemantauan, ada upaya perlindungan terhadap situs di Keprabon dengan mengambil jarak radius pengeboran tiang pancang 6 meter proyek Tol Jogja Solo dari kawasan situs. Objek diduga cagar budaya berupa yoni masih dipertahankan di lokasi semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement