Advertisement
Ini Hasil Analisis Citra Satelit Luas Letusan Gunung Semeru
Warga melintas di rumah yang rusak akibat abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Akibat letusan Gunung Semeru tersebut sedikitnya puluhan rumah rusak. ANTARA FOTO - Umarul Faruq
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Tim Tanggap Darurat Bencana, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN melakukan pengolahan dan analisis terhadap luasan area yang terdampak letusan gunung Semeru menggunakan data dari citra satelit SPOT 7. Melalui data tersebut, total luasan wilayah yang terdampak letusan Gunung Semeru dapat diketahui.
“Data yang digunakan untuk analisa tersebut adalah Data SPOT 7 tahun 2018 (sebelum letusan), data SPOT 7 tanggal 7 Desember 2021 (setelah bencana) dan data mosaik landsat 8 tahun 2021,” kata Plt. Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh BRIN, M. Rokhis Khomarudin, Kamis (9/12/2021) dilansir dari laman resmi BRIN.
Advertisement
BACA JUGA : Pemkot Jogja Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Semeru
Hasil luasan penggunaan lahan ini masih berbasiskan data Landsat 8 mosaik yang masih memerlukan verifikasi dan validasi lebih lanjut.
“Lahan terdampak letusan yaitu 2.417,2 Ha yang terdiri dari Hutan sebesar 909,8 Ha, lahan terbuka 764,5 Ha, hutan sekunder 243,1 Ha, lahan pertanian 161,5 Ha, Ladang/tegalan 161,2 Ha, perkebunan 77,9 Ha, pemukiman 67,8 Ha, semak/belukar 20,8 ha dan tubuh air 10,4 Ha,” lanjutnya.
Selanjutnya Tim Tanggap Darurat bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan menganalisis lebih detail dengan data citra satelit yang lebih tinggi. Hasil analisis ini nantinya digunakan untuk menentukan keperluan logistik dan penanganan pengungsi serta menentukan besar kerugian dan rehabilitasinya.
Hingga saat ini, jelas Rokhis, satelit yang digunakan untuk mendapatkan data citra sebuah wilayah adalah milik negara lain. “Satelit yang kita miliki saat ini masih bersifat eksperimental dan belum cukup untuk menganalisa kerusakan secara lebih detail,” ujarnya.
“Ke depan kalau kita punya satelit sendiri akan lebih baik dalam melakukan pemantauan bumi. Saya berharap kita dapat segera mewujudkan pembangunan satelit nasional observasi bumi,” pungkasnya.
BACA JUGA : Soal Semeru, Mbah Rono Minta Risma Tidak Perlu Marah
Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa ini berlokasi di Lumajang, Jawa Timur, pada 4 Desember 2021 meletus dan memuntahkan abu panas ke udara yang menyebabkan wilayah di sekitarnya terdampak hujan abu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur mencatat jumlah korban jiwa mencapai 29 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Jadwal SIM Keliling Kulonprogo 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penalti Kane Selamatkan Bayern dari Kekalahan Lawan Mainz
- Inter Tekuk Genoa 2-1, Nerazzurri Puncaki Liga Italia
- Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Senin 15 Desember 2025
- Mudik Gratis Nataru Kemenhub Layani 10 Kota Tujuan
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Senin 23 Desember 2025
- Kuasa Hukum Jokowi Hadiri Gelar Perkara Ijazah Palsu
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Senin 15 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




